TEMPO.CO, Banda Aceh - Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Lhoknga, Muhamad Kameily, mengatakan, saat ini Aceh belum memiliki penjara khusus perempuan dan anak. Dia mengungkapkan, di penjara Lhoknga yang menampung perempuan, para tahanan itu juga masih berbaur dengan laki-laki.
Hal tersebut disampaikan Kameily saat menerima Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Aceh (FJPI-A), Selasa, 23 April 2013, di Rutan Lhoknga, Aceh Besar. "Kalau di rutan sini, kita bagi dua blok saja, ada blok perempuan dan blok laki-laki," ujarnya.
Menurut dia, Rutan Lhoknga saat ini memiliki 14 napi anak laki-laki, empat napi anak perempuan, 56 napi perempuan dewasa, dan 39 napi laki-laki dewasa. Berbagai fasilitas diakui masih kurang di rutan yang dibangun kembali pasca-tsunami itu. Karena itu, anak-anak tidak memiliki kegiatan aktif yang bisa dijadikan bekal ketika mereka keluar nanti.
Dalam kunjungannya, Jurnalis Perempuan menyumbangkan satu unit perpustakaan untuk Rutan Lhoknga, terdiri dari buku, rak, dan kursi. "Buku-buku yang kami sumbangkan selain dari koleksi anggota FJPI-A juga merupakan sumbangan dari sejumlah donator," kata Saniah, Ketua FJPI-Aceh.
Perpustakaan itu diharapkan bisa menambah pengetahuan untuk penghuni rutan, khususnya anak-anak yang masih usia sekolah. Kegiatan tersebut digelar FJPI-Aceh dalam rangka memperingati HUT FJPI-Aceh yang kedua. "Sebelumnya, kami juga mengkampanyekan anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
ADI WARSIDI
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat
Berita Terpopuler:
Hari Bumi 2013: Pergantian Musim Google Doodle
Tersangka Bom Boston Ngetwit Setelah Ledakan
Menteri Keuangan Diberhentikan Saat Bertugas di AS
Erik Meijer Dinilai Tidak Pantas Jadi Direksi Garuda
Bom Boston Marathon Versi Pelajar Indonesia di AS