TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku sebenarnya sudah mencoba menjaga jarak dengan eks Bendahara Umum Partai, M. Nazaruddin. Keterangan ini dia sampaikan dalam wawancara dengan Majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011 dalam laporan utama berjudul "Salak dan Apel dalam Catatan Nazar".
Menurut Anas, sebagai bendahara, sebenarnya Nazar tak banyak menyumbang untuk kegiatan Partai Demokrat. "Faktanya, kas kami kosong," katanya. Setiap kegiatan partai, kata Anas, baru bisa berjalan jika para kader dan simpatisan bergotong-royong.
Dalam wawancara itu, Anas juga mengisahkan awal kedekatannya dengan Nazar. Menurut mantan Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam itu, Nazar merapat pada dia atas petunjuk ibundanya. "Suatu hari, dia bilang disuruh ibunya belajar politik ke saya," kata Anas. Tanpa curiga, Anas membiarkan Nazar menempel pada dirinya, bahkan mengangkatnya jadi bendahara umum, sebuah posisi yang teramat strategis untuk sebuah partai politik.
Belakangan, Anas mengaku memang sengaja mengambil jarak dari Nazar. "Dia curhat ke beberapa teman. Mengapa, kok, Ketua Umum jaga jarak. Itu memang sikap saya agar dia sadar," kata Anas.
Kini sang murid politik itu telah menggigit gurunya. Kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Nazaruddin membeberkan sejumlah informasi menyangkut aliran dana haram ke pundi-pundi Anas. Anas berulangkali membantah, tapi KPK kini menetapkannya sebagai tersangka.
TIM TEMPO
Berita Terpopuler:
Djoko Susilo Ternyata Punya Istri Lain di Jakarta
Mahar Djoko Susilo untuk Dipta Layak Masuk MURI
Beredar Dokumen Soal Dana Hambalang untuk Ibas
Pencucian Uang di Mahar Djoko Susilo untuk Dipta?
Marzuki Alie: Anas Ngotot Masukkan Nazar ke Partai