TEMPO.CO, Semarang - Unjuk rasa mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang menuntut perpanjangan masa pembayaran semesteran, berlangsung ricuh, Senin, 18 Februari 2013. Puluhan mahasiswa itu memecah kaca dan merusak beberapa fasilitas di gedung Rektorat IAIN karena tidak ditemui oleh rektor.
Para peserta aksi adalah mereka yang telat membayar SPP sesuai dengan tenggat waktu yang diberlakukan, yakni 1-13 Februari lalu. Mereka mendesak agar rektorat memberikan toleransi pembayaran registrasi semester genap. Mahasiswa yang tidak bisa membayar registrasi pada waktu yang ditentukan itu dinyatakan cuti secara otomatis, sehingga tidak bisa mengikuti bangku perkuliahan.
Sedangkan yang sudah semester 14, akan dibuatkan surat agar bisa pindah ke kampus lain. Aparat keamanan kampus pun kewalahan menangani aksi anarkistis mahasiswa. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dari empat fakultas itu kemudian mengumpulkan poster-poster mereka di depan kantor rektor dan membakarnya. Kursi-kursi yang berada di ruang tunggu pun dirusak, meja kaca dipecahkan karena tidak ditemui rektor.
Salah seorang peserta aksi, Dewi Nabila, mengatakan, baru kali ini pihak kampus sama sekali tidak memberikan toleransi pembayaran. “Tahun-tahun lalu selalu ada masa toleransi bagi yang belum membayar,” kata dia. Dewi mengaku dirinya sudah melakukan registrasi online. Tapi saat akan membayar malah ditolak.
Ia juga menyayangkan minimnya tempat pembayaran registrasi yang hanya diperbolehkan di bank yang berada di kawasan kampus. Karena adu mulut para peserta aksi dengan pegawai kampus pada aksi itu tidak kunjung selesai, akhirnya para dekan dan para pembantu rektor datang menemui peserta aksi untuk melakukan mediasi di ruang Walisongo Media Center (WMC) kampus setempat. Mediasi itu akhirnya menuai kesepakatan, mahasiswa yang belum membayar registrasi diberi tambahan waktu.
Pembantu Rektor II IAIN Walisongo, Ruswan, menyatakan, mahasiswa yang belum melakukan registrasi berjumlah 60 orang. “Mereka diberi toleransi waktu pembayaran pada 18-19 Februari ini,” katanya.
ROFIUDDIN