TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch meminta Presiden SBY mengevaluasi kinerja Kepolisian Republik Indonesia terkait tingginya jumlah korban yang berjatuhan akibat konflik antarwarga sepanjang 2012.
"Pada 2013, konflik diprediksi bakal meningkat mengingat adanya persiapan Pemilu 2013," ujar Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 9 Januari 2013.
Lembaga itu menilai polisi tidak berdaya dalam menjaga keamanan di Indonesia sepanjang 2012. "Berbagai konflik dan kerusuhan terjadi sehingga menyebabkan 154 orang tewas dan 217 luka," ujar Neta S. Pane.
IPW melansir konflik yang terjadi dimulai dari bentrok antarkampung, aparat dengan warga, antar-aparat keamanan, perkelahian pelajar, bentrokan mahasiswa, dan kerusuhan antarsuporter sepak bola. "Bentrokan terparah terjadi di Kalianda, Lampung, pada 27 dan 29 Oktober 2012," ucap Neta. Dalam insiden itu 14 orang tewas dan 9 luka.
Kerusuhan itu menyebabkan 166 rumah, 11 sepeda motor, dan 2 gedung sekolah dibakar massa. Kendaraan milik polisi pun tidak luput dari aksi massa. Sebuah mobil dan dua motor polisi dirusak.
Ke depan, IPW mengimbau kepolisian untuk memaksimalkan kinerja intelijennya. "Untuk deteksi dini serta antisipasi," ucap Neta. Hal itu dilakukan agar konflik sepanjang 2012 tidak terulang.
SATWIKA MOVEMENTI