TEMPO.CO, Pontianak - Sebanyak 18 siaran radio dan tiga siaran stasiun televisi Malaysia selalu menemani masyarakat perbatasan Kalimantan Barat. Bahkan, siaran-siaran tersebut menjadi favorit masyarakat.
"Hal ini juga menjadi titik tekan program KPID Kalbar terkait rencana penertiban frekuensi siaran asing di wilayah perbatasan Kalbar," kata Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Kalimantan Barat, Faisal Riza, saat dihubungi Tempo, Jumat, 22 Juni 2012.
Mei lalu, KPID Kalbar langsung memantau kondisi tersebut di Kecamatan Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, yang terletak 20 kilometer dari perbatasan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang yang berjarak 30 kilometer dari perbatasan. Juga Kecamatan Sajingan Kabupaten Sambas, yang jaraknya hanya 11 kilometer dari perbatasan Negara.
Dari lokasi pemantauan, terdapat 18 siaran radio Malaysia dan tiga stasiun televisi Malaysia yang menjadi santapan masyarakat perbatasan. “Rata-rata untuk dapat menikmati siaran televisi, masyarakat harus memiliki antena parabola,” katanya.
Di Kalbar ada 5 titik perbatasan yang didorong untuk mendirikan radio komunitas, yakni Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang.
Faisal mengatakan untuk menghindari dampak buruk dari minimnya siaran Indonesia di perbatasan tersebut, harus ada siaran-siaran lokal maupun nasional. Siaran-siaran ini dalam upaya untuk memblokade masuknya siaran-siaran asing tersebut.
“Ketersediaan informasi yang disiarkan lembaga penyiaran tanah air harus disebarkan secara merata ke masyaraka di perbatasan,” katanya.
Imran Manuk, kepala desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau, mengakui masyarakat menonton hiburan di saluran televisi asing. “Untuk televisi nasional, hanya nonton beritanya saja. Itu bagi yang punya televisi, ” katanya.
Warga lain yang terbiasa mendengar siaran radio, mereka mendengarkan acara musik dari stasiun radio tetangga. "Karena itu tak heran jika mereka pun lebih hafal lagu Malaysia. Khusus untuk lagu Kebangsaan Malaysia, yang hafal hanya anak-anak SD," ujar Imran.
ASEANTY PAHLEVI
Berita lain:
Ancaman Anas: Jangan Bikin Partai dalam Partai
Pilot Fokker F-27 Suka Main Golf
KPK Sudah Periksa Saksi Korupsi Pengadaan Al Quran
Penjelasan Wamen Agama Soal Korupsi Al Quran
Alasan ATC Menyetujui Sukhoi Turun ke 6.000 Kaki