TEMPO.CO, Jakarta - Senin, 26 Maret 2012 besok, Indra 'Singo Edan' Azwan memulai perjalanan menuju Mekah, Arabi Saudi. Perjalanan dimulai dari Istana Negara, Jakarta, pukul 09.00 WIB.
Perjalanan menuju Mekah dijadikannya sebagai simbol ketidakberdayaannya dalam mencari keadilan manusia. "Tempat terakhir saya mengadu adalah kepada Tuhan," katanya. Oknum-oknum penegak hukum selama ini buta dan tuli terhadapnya.
Satu hal yang membuat Indra menghentikan perjalanannya, yaitu kalau Presiden SBY bersedia menemuinya. Namun ia juga memberikan syarat. Penjual kopi dan koran ini meminta Panglima TNI dan Kepala Polri ikut menemuinya bersama Presiden SBY.
Kuasa hukum Indra, Edy H. Gurning, mendukung langkah Indra. "Saya tidak membatasi ruang geraknya," katanya. Pengacara Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ini akan terus melakukan langkah hukum, salah satunya peninjauan kembali.
Indra merupakan ayah dari seorang anak yang meninggal akibat tabrak lari. Kejadian itu berlangsung pada tahun 1993. Anak sulungnya tewas ditabrak lari seorang polisi bernama Joko Sumantri. Kasus itu baru dibawa ke pengadilan tahun 2008 dan Joko diputus bebas karena kasus dianggap kedaluwarsa. Indra tak terima. Oknum pengadilan militer sengaja memperlambat penyerahan berkas kasus itu.
Indra kemudian menggelar aksi jalan kaki dari Malang menuju Jakarta. Pertama, ia melakukan pada tahun 2010. Bulan ini, ia kembali melakukan perjalanan dan baru tiba di Jakarta, Ahad, 18 Maret 2012. Ia ingin kasus kematian anaknya kembali diusut tuntas.
GADI MAKITAN