TEMPO.CO, Jakarta - Indra Azwan, pria berusia 53 tahun itu, sempat kehilangan ponsel Nokia miliknya selama berjalan kaki dari Malang menuju Jakarta. Ia pun membeli ponsel baru seharga Rp 512 ribu. "Ponsel saya hilang. Kan, digantung di leher. Tahunya sudah enggak ada," ia bercerita ketika dihubungi Tempo 12 Maret 2012 malam. "Kalau enggak, teman-teman media tidak bisa menghubungi."
Indra, 53 tahun, menuntut kasus kecelakaan yang melibatkan anaknya kembali diungkap. Sebab, Joko, pelaku penabrak anaknya, terbebas dari jerat hukum berdasarkan putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya pada 2008. Pasalnya, kasus itu dianggap kedaluwarsa karena melewati waktu 12 tahun. Kasus itu memang baru disidangkan 15 tahun kemudian.
Ini upaya ketiga Indra melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta. Aksi pertama pada 9 Juli 2010 dan tiba di Istana Negara 22 hari kemudian. Aksi kedua pada 27 September 2011 melalui jalur selatan, tapi tak sampai ke Istana karena ia sakit. Disusul aksi ketiga kalinya pada 18 Februari 2012. "Keadilan itu cuma untuk orang kaya, bukan rakyat miskin," kata Indra saat ke Jakarta pada 2010.
Indra Azwan saat ini sudah sampai Pamanukan, Jawa Barat. Kaki lelaki itu sudah lecet-lecet karena berjalan kaki dari Malang, Jawa Timur, sejak 18 Februari 2012. Ia semula berbekal uang Rp 70 ribu. “Karena istri saya kasihan, dia menambahi Rp 600 ribu,” kata dia.
Ia bertekad menagih janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengusut tuntas kasus penabrak putranya, Rifki Andika, oleh seorang polisi, Joko Sumantri, 19 tahun silam. "Dia ingin mengembalikan uang Rp 25 juta pemberian Pak Presiden," kata Beti, istri Indra.
Uang tersebut diterima Indra saat bertemu dengan Presiden pada 2010. Indra menerima uang tadi setelah Presiden saat itu berjanji akan membantu membongkar kembali kasus kecelakaan yang menewaskan anaknya pada 1993. Rifki ditabrak saat akan menyeberang jalan di Malang.
ATMI PERTIWI | EKO WIDIANTO
Berita Populer Pilihan
Jalan 24 Hari, Indra Azwan Tiba di Pemanukan
Tolak Kenaikan BBM, Buruh Ancam Segel SPBU
Azis Syamsudin Pemulus Nazaruddin
Ingin Bertemu SBY, Lelaki Ini Mencari Keadilan
Gara-gara Mirip Buron, Hasan Masuk Penjara
Hati Nurani Para Penegak Hukum Sudah Hilang
Pengamat: Polisi Penganiaya Tahanan Layak Copot
Ketua MA: Kasus Kecil Tak Perlu ke Pengadilan
Anggota Polisi Sijunjung Akan Diproses Pidana