TEMPO Interaktif, Cirebon - Apes. Begitulah nasib Darno, anggota jaringan M. Syarif, pelaku bom bunuh di diri di Masjid Adz Zikra, Markas Kepolisian Resor Cirebon beberapa waktu silam. Dia ditangkap saat polisi tengah melakukan rekonstruksi di rumahnya, Jumat, 9 Desember 2011.
Darno hingga kemarin masih buron. Dia diduga sebagai salah satu anggota jaringan yang bersama dengan tersangka Heru Komarudin membuang bom pipa di Jembatan Kanci, Cirebon.
Saat anggota Detasemen Khusus 88 Markas Besar Kepolisian RI dibantu kepolisian setempat hendak menggelar rekonstruksi di rumah Darno, di Gang Drajat 2 RT 01 RW 01 Kelurahan Drajat, Cirebon, tiba-tiba Darno muncul dari arah gang. Dia terlihat membaur dengan warga yang hendak menonton rekonstruksi.
Nah, saat Heru yang dibawa polisi melintasi warga, dia kemudian menyebut nama Darno, "No," ucapnya kepada Darno. Polisi rupanya cepat tanggap dan langsung menangkap pria itu kemudian memasukkannya ke dalam mobil identifikasi milik polisi. Tak ayal, Darno langsung diminta ikut rekonstruksi oleh polisi.
Namun, Kepala Kepolisian Resor Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Edi Suheri enggan mengomentari penangkapan Darno yang kebetulan itu. Adapun para tetangga memastikan yang ditangkap polisi adalah Darno.
Seorang tetangga Darno, Wahyu, menjelaskan jika Darno dikenal tetangga sebagai anak yang suka melawan orangtuanya. "Ia pun enggan untuk salat di masjid di lingkunagn sini," katanya. Darno biasanya salat di daerah Dukuhsemar, Kota Cirebon.
Seperti diketahui, selama tiga hari mulai Kamis, 8 Desember 2012, Densus 88 menggelar rekonstruksi Bom Cirebon. Rekonstruksi pertama dilakukan di Jembatan Kanci, Kecamatan Astanajapura, dan berhasil menemukan delapan bom tabung. Rekonstruksi kedua dilakukan Jumat, 9 Desember 2012 di Stasiun Prujakan dan ketiga di rumah Darno, salah satu perakit bom Cirebon.
IVANSYAH