TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian, Jumat, 21 Oktober 2011, menjemput Nanang Irawan alias Nang Dut di pabrik penyamakan kulit UD Sari Kulit Asli, di Jalan Madiun-Ponorogo, Desa Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Dengan tertangkapnya Nanang, semua buron kasus bom Cirebon telah digulung polisi. Juru bicara Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, mengatakan penangkapan itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. "Tersangka sedang diperiksa tim penyidik Densus 88," katanya kemarin.
Kelompok Nanang melakukan aksi bom bunuh diri di Masjid Az-Zikra, di kompleks kantor Kepolisian Resor Cirebon Kota, Jawa Barat, pada 15 April 2011. Pelakunya, Muhammad Syarif, tewas. Polisi menetapkan lima buron, yakni Nanang, Yadi Supriyadi alias Yadi al-Hasan alias Vijay, Beni Asri, Heru Komarudin alias Haekal alias Udin, dan Pino Damayanto alias Achmad Yosepa Hayat alias Ahmad Urip.
Mayoritas pelaku diketahui dari Cirebon, kecuali Nanang yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah, dan Beni dari Sumatera Barat. Sumber Tempo menuturkan, tersangka Yadi, 30 tahun, yang menunjukkan tempat persembunyian Nanang kemarin.
Yadi ditangkap pada 20 Oktober dini hari lalu di rumah orang tuanya, di Gang Supena RT 02 RW 01, Desa Pasindangan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Sebelumnya, pada 30 September, polisi meringkus Beni di sekitar tempat tinggal orang tuanya di pinggir Danau Singkarak, Nagari Koto Sani, Sumatera Barat. Adapun Heru ditangkap di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, 8 Oktober lalu.
Sementara itu, Pino Damayanto alias Hayat, menjadi pelaku peledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh di Kepunton, Surakarta, Jawa Tengah, pada 25 September lalu. Polisi lantas menetapkan empat rekan Hayat itu juga sebagai buron kasus bom gereja di Solo bersama lima pria lainnya.
Ibu kandung Nanang, Nyonya Liliek Hadi Suprapto, tak mau berkomentar tentang penangkapan putranya. Tiga pekan lalu, kepada Tempo, ia mengaku pasrah. "Yang penting (Nanang) jangan ditembak."
Nanang sudah tiga bulan bekerja di Sari Kulit Asli berkat rekomendasi karyawan lain. Ia mengaku bernama Gilang Rian Janu, yang biasa dipanggil Janu, dari Blitar. Menurut Salmin Solah Baraba, kerabat pemilik pabrik, Janu bekerja di bagian administrasi, yang mencatat pembelian dan penggunaan bahan kimia. "Dia pintar komputer," katanya. Sehari-hari Nanang tinggal di musala pabrik.
Kemarin, Densus 88 menggeledah rumah orang tua Yadi di Cirebon. Di sana, polisi menemukan sketsa peta Polres Cirebon Kota. Ibu dan kakak Yadi, yaitu Siti Rokayah dan Aceng, dimintai keterangan di rumah kepala desa. "Saya akan dibawa ke Jakarta," kata Aceng.
Kepala Desa Pasindangan, Misnadi, menjelaskan, Densus 88 menggeledah tiga kamar: kamar Yadi, ibunya, dan Aceng. Menurut dia, polisi menyita peta serta sejumlah dokumen, termasuk ijazah Yadi.
l RIKY F | A RAFIQ | IVANSYAH | ISHOMUDDIN | JOBPIE S