TEMPO Interaktif, Magelang - Ratusan umat Buddha beserta puluhan bhiksu dan suhu dari 12 majelis Wali Umat Buddha Indonesia mengikuti penyemayaman air berkah di Candi Mendut Magelang, Jawa Tengah, mengawali perayaan Tri Suci Waisak 2555 BE/2011, Sabtu 14 Mei 2011.
Air berkah itu sebelumnya diambil di Umbul Jumprit, Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sejumlah sangha yang mengikuti ritual pengambilan air berkah tersebut, yakni sangha Teravada, Mahayana, Tantrayana, Tridarma, Kasogatan, Mapan Bumi, dan Madatantri.
Sebelum air berkah disemayamkan, umat melakukan doa bersama dan pembacaan Paritta/mantra di pelataran candi dengan dipimpin Dewan Sangha dan masing-masing majelis.
Menurut Bhiksu Wong Shin dari sangha Teravada, air sebagai lambang kerendahan hati. "Bagaimana menjadi orang bisa melihat diri sendiri, jangan sombong. Kalau sudah sukses harus melihat ke bawah seperti air yang selalu mengalir ke bawah," katanya.
Air berkah itu selanjutnya ditaruh di depan altar patung Buddha yang ada di dalam candi. Bersamaan acara tersebut, para bhikhu Buddha yang tergabung dalam Dewan Sangha dan majelis-majelis agama Buddha melakukan doa bersama mengelilingi candi sambil memercikkan air.
Sementara, Bhiksu Sapta Virya dari sangha Mahayana mengatakan tema Waisak tahun ini menemukan kedamaian dan jati diri dalam diri sendiri. "Sebagai proses refleksi bahwa sebagai umat Buddha hendaknya bisa menemukan jati dirinya dan mewujudkan kedamaian tiap waktu," katanya.
Pada acara ini tak kurang 200 bhiksu dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) dan Thailand mengikuti prosesi pengambilan air berkah Waisak. Setelah pengambilan air berkah, besok Minggu 15 Mei, umat Buddha akan mengambil api di Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, lalu kembali disemayamkan di Candi Mendut. Setelah itu pada Selasa pagi sekitar pukul 08.30 WIB akan dilakukan pengarakan air suci dan api abadi itu ke Candi Borobudur.
PRIBADI WICAKSONO