"Tawaran itu jangan disia-siakan," kata Dynno ketika dihubungi, Selasa 12 April 2011. Menurut dia, negara tidak boleh kalah oleh aksi perompak Somalia.
Sebelumnya, perompak asal Somalia membajak kapal Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia di Semenanjung Arab pada 16 Maret lalu. Kapal itu dibajak saat dalam perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara, menuju Rotterdam, Belanda. Semua awak kapal bermuatan nikel senilai Rp 1,4 triliun itu kini ditawan di Pantai Eil, Somalia.
Kementerian Luar Negeri Indonesia terus memantau komunikasi dan negosiasi soal tebusan antara pemilik kapal dan kelompok pembajak. Dalam dua hari terakhir, tebusan yang diminta pembajak terus meningkat. Dari permintaan awal tebusan sebesar US$ 2,6 juta.
Dynno mengatakan, tawaran pemerintah India untuk menggelar operasi militer bersama harus segera ditanggapi oleh pemerintah Indonesia. "Tidak perlu dilaporkan ke publik, yang penting misi berhasil," ujarnya.
Perompak Somalia yang menyandera 20 warga Indonesia, menurut dia, bukanlah perompak yang profesional dan terlatih. Karenanya, pemerintah tidak perlu melakukan analisis intelijen canggih untuk menghadapi mereka.
Baca Juga:
Dengan dilengkapi senjata RPG dan AK-47, Dynno memperkirakan kelompok perompak yang membajak kapal Sinar Kudus berjumlah sekitar sepuluh orang. Ia memperkirakan perompak tidak memiliki kemampuan menangkal (counter) terhadap operasi komando. "Mereka milisi tapi kemampuan preman. Kalau menurut saya itu cemen, serbu saja," tandasnya.
Bahkan, jika mau, lanjutnya, pemerintah bisa menerjukan satu pasukan khusus beranggotakan 15 orang yang terdiri dari gabungan pasukan elit antiteror TNI, yakni dari Detasemen Jalamengkara (Denjaka TNI AL), Detasemen Den Bravo 90 (Den Bravo-90 TNI AU), dan Satuan Penanggulangan Teror (Kopassus Sat-81 Gultor TNI AD). "Saya yakin satu jam saja cukup kok (untuk melumpuhkan perompak)," kata dia.
MAHARDIKA SATRIA HADI