Kemarin, Yusuf menuding Anis melakukan penggelapan dana pilkada DKI Jakarta 2007 yang diberikan oleh Calon Gubernur DKI Jakarta, Adang Daradjatun. Ia mengatakan, saat itu Adang menyerahkan dana Rp 40 miliar untuk kepentingan kampanye.
Namun, kata dia, dari uang Rp 40 miliar itu, Rp 10 miliar dicatut oleh Anis yang menjabat sebagai koordinator kampanye. Ia juga mengatakan, bahwa sebagian besar sumber pendanaan PKS selama ini berasal dari sumbangan luar negeri, terutama Timur Tengah.
Ia mengatakan, dirinya sempat meminta Dewan Syariah PKS untuk melakukan audit investigasi atas informasi ini. "Tapi saat itu dikatakan bahwa Anis Matta hanya menyimpannya," ujar Yusuf. Ia pun mengatakan, sempat berkonsultasi dengan seorang pakar hukum PKS. "Dia bilang, kalau uang diambil kemudian dikembalikan lagi, tanpa dilaporkan, itu tetap saja namanya penggelapan," ujar salah satu pendiri PKS ini.
Selain itu, soal dana PKS yang berasal dari Timur Tengah itu, Yusuf mengaku mendengarnya dari Luthfi secara langsung. Yusuf mengaku mendengar langsung ucapan Luthfi disela-sela rapat penentuan calon legislatif pemilu 2004. "Waktu itu Luthfi ngaku kalau sebagian besar dana partai dari Timur Tengah," ujarnya.
Ia pun mengaku belum berencana membeberkan ceritanya ini dihadapan polisi. "Menunggu waktu yang tepat saja," jelasnya. Tetapi, Yusuf mengaku siap jika dihadapkan dengan orang-orang yang ditudingnya itu. "Saya siap dikonfrontasi baik di Majelis Dewan Syuro ataupun di depan penegak hukum," ujarnya.
Yuyuf menambahkan, dirinya siap bertanggungjawab atas semua pernyataannya ini. "Saya siap bertanggungjawab secara yuridis," ungkap Yusuf.
Febriyan