TEMPO Interaktif, Pamekasan - Dewan Pendidikan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, meminta Dinas Pendidikan setempat merevisi alokasi bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2010. Lembaga pengawas pendidikan ini curiga alokasi DAK tidak tepat sasaran karena masih ditemukan sebanyak 65 siswa kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Blumbungan II, Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, sudah setahun belakangan menumpang belajar di rumah dinas guru mereka karena sekolahnya kekurangan ruang kelas.
"Ini mestinya tidak boleh terjadi, apalagi untuk sekolah dasar negeri," kata Sekertaris Dewan Pendidikan Pamekasan Ahmat Zaini, Ahad (26/9).
Zaini menilai Dinas Pendidikan cabang yang ada di kecamatan tidak peka melihat kondisi sekolah di wilayah pengawasannya. Menurutnya, sejak program DAK digulirkan pada 2006 lalu, mestinya tidak ada lagi sekolah kekurangan ruang kelas karena pemerontah pusat sudah mengucurkan anggaran miliaran rupiah pertahun untuk renovasi, penambahan gedung baru dan peningkatan mutu pendidikan di daerah.
Bukti tidak tepat sasarannya alokasi DAK, kata dia, terlihat ada sekolah yaitu SDN Pademawu Timur yang mendapat alokasi DAK hingga dua kali yaitu pada 2008 dan 2010, di antaranya untuk program sekolah standar nasional dan renovasi gedung baru. "Supaya merata mestinya sekolah digilir mendapat DAK, sehingga bantuan lebih merata," ujarnya.
Dari pantauan Tempo Sabtu kemarin, sebanyak 65 siswa di SDN Blumbungan II terpaksa belajar di rumah dinas guru karena sekolahnya kekurangan ruang kelas. "Jumlah siswa disini 400 orang, tapi kami hanya punya lima lokal kelas," kata Kepala SDN Blumbungan II, Masykur, Sabtu (25/9).
Masykur mengaku kondisi sekolahnya sudah pernah dipantau oleh Dinas Pendidikan Cabang kecamatan Larangan, namun hingga kini belum ada solusi apakah ruang kelas akan ditambah atau tidak. "kami masih menunggu kabar," ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan Achmat Hidayat mengaku belum mengetahui kondisi tersebut. Namun berdasarkan data dan laporan yang diterima tidak ada satu pun sekolah rusak berat di Pamekasan. Yang ada, kata dia, hanya sekolah rusak ringan yang terjadi karena faktor alam dan usia gedung yang sudah lama.
Namun, dia memastikan, sekolah yang rusak ringan itu dalam waktu dekat akan segera diperbaiki karena Pemerintah Kabupaten Pamekasan sudah menganggarkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2010 sebesar Rp 3 miliar untuk perbaikan gedung yang rusak ringan. "Kita masih ada tambahan sekitar 1 miliar dari APBN," tuturnya.
Wakil Ketua DPRD Pamekasan Khairul Kalam memiliki pandangan lain. Menurutnya tidak ditambahnya ruang kelas di SDn Blumbungan II karena dulu sekolah tersebut kekurangan siswa, sehingga lima ruang kelas yang ada masih mencukupi.
Ternyata kepercayaan masyarakat kepada sekolah tersebut belakangan meningkat sehingga jumlah siswa baru yang mendaftar membludak akibatnya ruang kelas yang ada tidak cukup menampung. "Bukan karena DAK tidak tepat sasaran," katanya kepada Tempo lewat sambungan telepon.
Khairul menjamin pada 2011 sekolah tersebut akan diprioritaskan mendapatkan anggaran penambahan ruang kelas baru. "Tahun ini tidak mungkin karena alokasi DAK sudah dibahas, sehingga kita prioritaskan tahun depan," tegasnya.
MUSTHOFA BISRI