TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan, Elizabeth Jane Soepardi, mengatakan kuesioner yang berisikan gambar alat kelamin merupakan bagian dari buku Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan. Buku tersebut merupakan bagian dari pemeriksaan penjaringan kesehatan yang dilakukan kepada siswa-siswi kelas satu sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
"Ada kuesioner yg perlu diisi oleh mereka terkait pemeriksaan kesehatan reproduksi," ujar Jane dalam keterangan persnya di kantor Kementerian Kesehatan, Sabtu, 7 September 2013.
Ia mengatakan, kuesioner pemeriksaan reproduksi merupakan bagian dari Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjut yang pada pelaksanaannya dilakukan oleh puskesmas dan usaha kesehatan sekolah (UKS) masing-masing sekolah.
"Seharusnya, guru di UKS beri petunjuk dulu sebelum pengisian kuesioner tersebut," ujar Jane. Ia mengatakan, kemungkinan ada kesalahan dalam proses sosialisasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sehingga terjadi kehebohan dalam pelaksanaannya di sejumlah daerah, salah satunya Provinsi Aceh.
Ia mengatakan, kuesioner bergambar alat vital tersebut merupakan bagian dari pemeriksaan pada remaja untuk mengetahui terjadinya kelainan pubertas. Ia menjelaskan, keterlambatan ataupun pubertas dini dapat berpengaruh pada kehidupan psikososial remaja, sehingga diperlukan gambaran perkembangan organ seks sekunder yang membantu menentukan status pubertas.
Jane menjelaskan, dalam kuesioner tersebut digunakan Skala Tanner yang sudah digunakan di seluruh dunia sejak 1970. Dan memang Skala Tanner tersebut berupa panduan gambar daerah genitalia dan payudara.
Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan ini menjelaskan, buku Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan tersebut telah diujicobakan pada tahun 2010, kemudian disosialisasikan dan berlanjut dengan pelaksanaannya pada tahun 2013 ini.
MAYA NAWANGWULAN
Berita Terpopuler
Megawati Anggap Jokowi Penerus Soekarno
Tak Hanya @benhan, Ini 'Korban' UU ITE
Pengamat: PDIP Tak Berani Capreskan Jokowi
Dukungan Pencapresan Jokowi Mengalir dari Amerika
Kartu SIM Langka karena Polisi Takut KPK