TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknoloi mengadakan lomba rancang bangun perangkat dan sistem E-voting untuk memperoleh sistem yang terbaik. "Sistem tersebut harus menjamin terlaksananya asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber dan jurdil), serta keamanan informasinya," kata Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT, Hammam Riza kepada Tempo, Jum'at (20/8).
Lomba yang diberi judul "Rancang Bangun TIK untuk PEMILU "E-Voting" itu dibuka mulai 19 Juli - 27 Agustus 2010. Bagi peserta yang tertarik bisa mendaftar langsung di situs "lomba-evoting.bppt.go.id". Diharapkan, hasil lomba rancang bangun e-voting dapat memberikan kontribusi besar untuk pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan umum 2014 nanti.
Menurut Hammam, sistem itu harus memiliki persyaratan tertentu, seperti kerahasiaan. Termasuk aman dari serangan hacker. Juga harus "user friendly" mengingat tingkat melek IT di Indonesia tidak merata. "Itu artinya baik yang gagap teknologi (gaptek) ataupun yang sudah mengerti bisa dengan mudah menjalankannya. Mudah dipahami, "ujarnya.
Sistem e-voting yang baik, lanjut Hammam, harus memiliki fungsi verifikasi dan bisa diaudit. "Artinya tercatat dalam perangkat elektronik iya, tercetak yang berupa verifikasi juga iya. Karena ada buktinya jadi tidak akan bermasalah," ujarnya.
Menurut Hammam, Indonesia merujuk India yang sudah berhasil melaksanakan e-voting di negaranya. Namun karena kegiatan ini cukup besar dan Indonesia masih dalam tahap mencoba, ia menilai penerapan e-voting sebaiknya diterapkan secara bertahap.
"Salah satu yang utama pemilu itu partisipasi. Contreng saja sudah bingung, karena dia gaptek. Kita juga harus berfikir holisitik, bukan teknologi saja, tapi semua aspek harus diperhatikan," ujarnya.
MUNAWWAROH