Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ribuan Warga Demo Dukung Syarat Khusus Orang Asli Papua  

image-gnews
Papua. TEMPO/Imam Sukamto
Papua. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO Interaktif, Jayapura - Ribuan orang dari mahasiswa dan warga Papua yang tergabung dalam Forum Rakyat Papua Bersatu berunjuk rasa di Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) mendukung Surat Keputusan (SK) nomor 14/2009 tentang Syarat Khusus Orang Asli Papua sebagai Pejabat Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota di Tanah Papua.

Salah satu perwakilan massa, Pendeta John Baransano mengatakan massa tetap mendukung MRP sebagai lembaga reprentasi kultural orang asli Papua untuk tetap berjuang dengan sungguh-sungguh, dengan mengajak Pemda Papua dan DPR Papua untuk membuat peraturan daerah khusus sesuai dengan amanat UU Otsus, yang mengakomodir SK MRP nomor 14 tahun 2009.

“Sejak MRP terbentuk pada 2004 lalu, MRP telah menunjukkan sikap dan niat baik untuk memperjuangkan adanya proteksi, pemberdayaan, dan afirmasi terhadap hak-hak dasar (kultural) orang asli Papua di tanah leluhurnya,” katanya dalam orasinya di halaman Kantor MRP di Kotaraja, Abepura, Selasa (18/5).

Hingga saat ini keputusan MRP itu masih menjadi perdebatan di antara masyarakat Papua. MRP, kata Baransano, beranggapan keputusan tersebut dikeluarkan untuk melindung hak-hak dasar orang asli Papua.

“Sikap pro-kontra saat ini diperlihatkan oleh pemerintah pusat di Jakarta, terbukti dengan tiadanya sikap yang sama antara Menkopolhukam dan Mendagri dalam menanggapi SK MRP ini,” kata dia.

Forum Demokrasi Rakyat Papua Bersatu juga mendesak MRP untuk segera melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) di Jayapura dan menghadirkan rakyat Papua untuk mengevaluasi pelaksanaan UU Otsus selama ini.

“Untuk mendukung MRP berkonsentrasi dalam menwujudkan Peraturan Pemerintahnya, kamai akan menyegel kantor ini selama tiga hari, mulai 18-20 Mei mendatang,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Unjuk rasa tersebut sempat memacetkan ruas Jalan Skyline-Abepura, jalan satu-satunya yang menghubungkan Kota dan Kabupaten Jayapura, karena massa berjalan kaki sekitar 20 kilometer dari Wamena hingga Jayapura.

Massa juga akan menggelar aksinya di gedung DPR Papua dan kantor Gubernur Papua. “Kami juga akan menyegel dua kantor pemerintah ini sebagai aksi mendukung SK MRP tersebut untuk dilaksanakan secara serius,” ujar salah satu koordinator massa, Frederika Korain.

Sementara itu, Ketua MRP Agus Alue Alua mengatakan SK MRP saat ini yang diperjuangkan tidak menabrak nagara dan bukan keputusan makar. “Kami akan terus memperjuangkan hingga titik darah penghabisan,” tegasnya di hadapan massa.

Agus juga menambahkan saat ini ada lebih dari 10 orang perwakilan dari DPR Papua, Pemda Papua dan KPU Papua yang memperjuangkan SK tersebut di Mendagri. “Terakhir kabar yang saya terima mereka sudah ada wacana untuk membuat peraturan pemerintah untuk implementasi SK MRP tersebut,” ungkapnya.

CUNDING LEVI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ada PON dan Pilkada 2020, Polri Tak akan Tarik Pasukan di Papua

11 Februari 2020

Polisi menyapa warga yang melintas saat berpatroli keliling Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu, 12 September 2019. ANTARA/M Risyal Hidayat
Ada PON dan Pilkada 2020, Polri Tak akan Tarik Pasukan di Papua

Mabes Polri mengatakan tak akan tarik pasukan mereka di Papua karena akan ada perhelatan PON dan Pilkada 2020.


Pilkada Susulan di Papua Digelar Sebelum 10 Juli

2 Juli 2018

Ilustrasi TPS Pilkada. TEMPO/Imam Sukamto
Pilkada Susulan di Papua Digelar Sebelum 10 Juli

Keterlambatan Pilkada di Paniai karena ada perselisihan tentang jumlah pasangan calon.


Demokrat Nilai PDIP Terburu-buru Soal Kemenangan di Pilkada Papua

2 Juli 2018

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan berbicara kepada wartawan di DPP Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Juni 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Demokrat Nilai PDIP Terburu-buru Soal Kemenangan di Pilkada Papua

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menilai PDIP terburu-buru mengklaim kemenangan calonnya di Pilkada Papua.


Kapolri Siap Amankan Pilkada di Papua yang Tertunda

1 Juli 2018

Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat menerima Penganugerahan Bintang Kartika Eka Paksi Utama dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, 14 Maret 2018. TEMPO/Subekti.
Kapolri Siap Amankan Pilkada di Papua yang Tertunda

Pilkada di Paniai, Papua belum dilaksanakan karena terjadi perbedaan pendapat antara KPU setempat soal paslon bupati Paniai.


Polisi Hilang Pasca-Pilkada Papua, Polda Turunkan 100 Personel

30 Juni 2018

Sejumlah Pemuda Papua yang tergabung dalam Perhimpunan Persatuan Aksi Solidaritas umtuk Transparansi dan Independensi  Indonesia (PASTI Indonesia), mendatangi Gedung KPK, Jakarta, 27 September 2016. Dengan menggunakan pakaian khas Papua, mereka mendesak KPK untuk mengusut kasus korupsi yang diduga melibatkan sejumlah pejabat yang akan ikut mencalonkan diri pada Pilkada serentak pada 2017 mendatang.  TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Polisi Hilang Pasca-Pilkada Papua, Polda Turunkan 100 Personel

Polda Papua menurunkan seratus personel untuk mencari dua anggotanya yang hilang saat membawa kotak berisi hasil pemungutan suara pilkada Papua.


Polri: Pilkada Susulan di Papua Sudah Kondusif untuk Dilaksanakan

29 Juni 2018

Suasana pemungutan suara sistem noken saat Pilkada serentak di distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua, 9 Desember 2015. Distrik Kurima terletak di perbatasan wilayah kabupaten Jayawijaya . TEMPO/Maria Hasugian
Polri: Pilkada Susulan di Papua Sudah Kondusif untuk Dilaksanakan

Kabupaten Nduga dan Pinaia di Papua harus menunda pelaksanaan pemilihan gubernur Papua dikarenakan masalah keamanan.


KPU Harap Pilkada Susulan Papua Bisa Dilaksanakan Sebelum 3 Juli

29 Juni 2018

Warga Papua dari suku yang berada di wilayah pegunungan tengah, memasukkan surat suara ke dalam kotak di TPS 21, Kelurahan Imbi, Papua, 9 Juli 2014. TEMPO/Cunding Levi
KPU Harap Pilkada Susulan Papua Bisa Dilaksanakan Sebelum 3 Juli

Situasi keamanan di Kabupaten Nduga, Papua sempat bergejolak pada dua hari menjelang pilkada atau 25 Juni 2018.


Bawa Logistik Pilkada Papua, Kepala Distrik Tewas Diserang KKB

28 Juni 2018

Seorang warga pedalaman menggunakan hak pilihnya pada pemilu di TPS Lapangan Kampung Pike, Distrik Pesugi, Jayawijaya, Papua, (9/4). Mereka antusias mencoblos di TPS yang disediakan KPUD. ANTARA/Yudhi Mahatma
Bawa Logistik Pilkada Papua, Kepala Distrik Tewas Diserang KKB

Penyerangan terjadi siang hari saat pemungutan suara di Distrik Torere, Papua, sudah selesai.


Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

26 Mei 2018

Kapolda Papua Boy Rafli Amar. TEMPO/Rully Kesuma
Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

Kepolisian meminta wartawan peliput pilkada Papua mengantisipasi kerawanan konflik selama pemilihan.


KPU Langsung Menetapkan DPT Kabupaten Mimika Tanpa DPS

9 April 2018

Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersama Komisioner KPU (dari kiri) Evi Novida Ginitng Manik, Viryan Azis, Wahyu Setiawan, Hasyim Asyari, Pramono Ubaid Tanthowi dan Ilham Saputra, memberikan keterangan kepada awak media, di Gedung KPU, Jakarta, 2 Oktober 2017. KPU akan membuka dimulainya pendaftaran partai politik calon peserta pemilu serentak tahun 2019 selama 14 hari, pada 3 hingga 16 Oktober.TEMPO/Imam Sukamto
KPU Langsung Menetapkan DPT Kabupaten Mimika Tanpa DPS

KPU mengakui proses pengiriman data untuk wilayah Papua mengalami kesulitan.