Kondisi tersebut, menurut Purnawan, terjadi sejak semakin tingginya eksploitasi air tanah oleh perusahaan produsen air minum kemasan. Apalagi, selama ini upaya konservasi kawasan hutan yang menjadi daerah tangkapan air tidak dilakukan secara maksimal.
Dia menjelaskan, kondisi kritis melanda kawasan hutan lindung, hutan rakyat, dan hutan produksi. Dari total 15 ribu hektare kawasan taman hutan rakyat R Sorjo Pasuruan, 5 ribu hektare di antaranya dalam kondisi kritis. Padahal, kawasan hutan penting untuk menyuplai pasokan air tanah. Adapun air tanah yang diambil perusahaan air kemasan adalah cadangan air yang tersimpan sejak ribuan tahun lalu.
Dia mengkhawatirkan air tanah di kawasan ini habis jika diekploitasi secara besar-besaran dalam jangka pajang. Menurutnya, pemanfaatan air tanah untuk kepentingan komersial akan berdampak menyusutnya sumber artesis untuk air minum dan irigasi warga setempat. "Air tanah sama dengan minyak bumi, jika terus dieksploitasi akan habis," ujarnya.
Purnawan mengkritisi upaya konservasi yang dilakukan perusahaan produsen air kemasan tidak sebanding dengan ekploitasi yang dilakukan selama ini. Untuk itu, ia meminta pemerintah meninjau ulang dan menghentikan izin pemanfaatan air tanah untuk kepentingan komersial. Sebab pemerintah harus lebih menjamin ketersediaan air murah untuk rakyat.
Dia mencontohkan PT Tirta Investama (Danone Aqua), produsen air kemasan di Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan. Setiap hari, perusahaan itu menyedot 1,5 juta liter air tanah. Sedangkan dana tanggung jawab sosial (Cost Sosial Responsibility, CSR) yang dikucurkan hanya senilai dua unit mobil Toyota Alphard.
CSR Coordinator Jatim PT Tirta Investama Arief Fatullah menyatakan telah melakukan upaya untuk konservasi lingkungan. "Kami aktif memulihkan kawasan hutan di sekitar pabrik," katanya. Perusahaannya mendanai hutan asuh di kawasan lereng gunung Arjuna dan penebaran 22 ribu pohon bibit tanaman di sekitar kawasan gunung Bromo. Perusahaannya di Pandaan merupakan salah satu dari 14 perusahaan di Indonesia. EKO WIDIANTO.