Mengenai jalannya pelatnas, menurut dia masih dilakukan latihan fisik dan teknik individual. Latihan fisik, sekitar 70 persen, memang mendominasi porsi latihan secara keseluruhan. Tujuannya, untuk memberikan dasar fisik yang kuat bagi pemain dalam SEA Games mendatang. Hal ini dianggap penting dalam menghadapi tim-tim tangguh seperti Thailand.
Latihan bermain dalam tim sendiri rencananya baru akan dilakukan pada Maret. Latihan ini akan diikuti dengan berbagai uji coba untuk mengasah pengalaman bertanding pemain. Uji coba pertama akan dilakukan pada April mendatang dengan bertanding melawan tim Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selanjutnya, pada Juni, tim ini akan mengikuti Fukuoka Cup di Jepang.
Namun, sebelum dikirim ke Fukuoka, PB PBSVI akan kembali melakukan seleksi. Menurut Winarto, hanya ada 14 pemain yang akan dikirim ke Fukuoka dan mengikuti pelatnas selanjutnya. Tiga pemain yang tidak lolos seleksi dengan sendirinya dicoret dari pelatnas.
Untuk Fukuoka, Winarto mengaku tidak punya target tertentu. Meski demikian, kejuaraan tersebut dianggap penting karena hampir semua negara perserta SEA Games ikut serta, kecuali Myanmar. “Dengan demikian, kami bisa mengukur kekuatan kita,” ujarnya.
Kekutan tim voli putra Indonesia, kata dia, tidak berbeda jauh dari Thailand yang menjadi musuh utama. Dari segi materi pemain, misalnya, peluang Indonesia menghadapi Thailand di katakana 50-50. Demikian pula dari segi teknis. Indonesia, menurut Winarto, hanya kalah dalam pengalaman bertanding. Tapi itupun akan digenjot antara lain dengan mengikuti kualifikasi dunia di Kazastan awal Agustus mendatang.
Masih menurut Winarto, pelatnas juga akan difokuskan pada perubahan gaya bermain. Ini untuk mengikuti peraturan permainan voli yang juga sudah jauh berubah. “Dengan adanya penghitungan nilai berdasarkan rally point, serta hadirnya pemain libero, permainan akan lebih banyak mengandalkan attacking service dan perimbangan antara permainan bertahan dan menyerang.” (Philipus Parera)