Menurut sejumlah warga, konflik antardua kompleks perumahan di Jalan Cenderawasih (kelompok bawah) dan Jalan Mambruk Kwamki Lama (kelompok atas) ini terjadi sekitar pukul 19.30 waktu Papua. Setelah baku serang panah selama beberapa menit, kedua kelompok yang bertikai kemudian menghentikan konflik ini.
Menurut warga, ada beberapa penduduk di perumahan Kompleks Mambruk Kwamki Lama yang terluka akibat terkena anak panah. Tetapi Kepala Kepolisian Sektor Mimika Baru, Ajun Komisaris Polisi Langgia, Jumat malam, membantah soal ada warga yang terluka akibat anak panah.
“Ini saya ada di Kwamki Lama (Jumat malam), aman-aman saja ini. Sepi saja, ini kita sedang sisir gang-gang. Tidak ada warga yang kena anak panah,” kata Langgia.
Sebelumnya, pada Kamis (18/3) malam, seorang pelajar sekolah menengah kejuruan yang menjadi penduduk di kompleks perumahan Jalan Cenderawasih disandera sekelompok orang yang diduga mabuk dari kelompok atas. “Anak itu mau dipukul tapi tidak jadi karena anak itu mengaku anak dari Sem Tabuni (tokoh kampung atas),” kata Ayub, warga Kwamki Lama.
Menurut Ayub, anak sekolah ini kemudian diantar pulang ke rumahnya pada tengah malam. Tetapi warga kampung bawah mulai jengkel dengan warga kampung atas yang dianggap terus berulah dan membuat resah warga lainnya. “Karena itu tadi (Jumat petang) dorang serang mereka,” kata Ayub.
Pada Jumat pagi, ketengangan antarwarga kampung bawah dan kampung atas sudah terlihat. Tetapi kedua kelompok warga ini saling menahan diri dan tidak menyerang karena polisi terus melakukan patroli di kampung yang sering dilanda konflik sosial ini.
Hingga pukul 21.00 waktu Papua, situasi dua kompleks perumahan yang terlibat bentrok ini sudah tenang. Polisi masih terus melakukan patroli untuk mencegah munculnya serangan balasan.
TJAHJONO EP