TEMPO Interaktif, Makassar - Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sulawesi Selatan memastikan tidak ada semburan gas di rumah Hasbullah, warga Perumahan Grha Mappala Permai, Rappocini.
"Sumber panas itu akibat kabel listrik (arde) dari instalasi rumah yang ditanam ke tanah sebagai alat penangkal petir. Kabel itu dialiri setrum," kata Khalil, Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sulawesi Selatan, saat dihubungi sore ini.
Baca Juga:
Menurut dia, hasil penelitian menyimpulkan, air panas yang berasal dari dalam tanah dan letaknya persis di ruang tamu itu akibat kabel listrik, yang mungkin terendam air. "Bisa jadi ada korsleting, sehingga memanaskan air dalam tanah yang dekat dengan kabel," tutur Khalil.
Warga, dia berpesan, tidak perlu panik. Sebab, sudah dipastikan tidak ada semburan gas. Dia berharap PLN rajin mensosialisasi sistem kerja aliran listrik di musim hujan seperti sekarang. "Terutama kabel antipetir yang terpasang di rumah, penempatannya harus benar. Jika keliru, bisa membahayakan penghuni rumah," kata dia.
Sebelumnya dilaporkan suhu udara di rumah Hasbullah Said, yang mencapai 70 derajat Celsius, membuat warga Perumahan Mappala Permai panik. Pemicunya diduga ada semburan gas liar di dalam rumah di Blok 19 B itu.
Kamis lalu, aparat kepolisian langsung membentangkan pita kuning, tanda warga dilarang mendekati rumah Hasbullah. Petugas dari dinas pertambangan; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika; serta PLN datang. Namun belum ada kesimpulan penyebab panasnya suhu udara di rumah tipe 36 tersebut.
Hasbullah kepada Tempo mengatakan kondisi rumahnya yang bagai ruang pabrik itu berlangsung hampir sepekan. "Udara panas muncul dari keramik lantai. Telur ayam ditaruh di atas lantai bisa matang," ujar pria 64 tahun tersebut.
Menurut Hasbullah, keterangan petugas menyebutkan, suhu udara di rumahnya mencapai 70 derajat Celsius. Sumber panas itu berada di lantai ruang tamu berukuran 5 x 4 meter persegi, tepatnya di depan pintu rumah.
INDRA O Y