Menurut dia, alas an penolakan pentupan karena air tersebut dimamfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi Desa Robatal merupakan daerah tandus dan sulit memperoleh air bersih.
Sebenarnya, kata Sabidi, tidak semua warga setuju pemamfaatan air tersebut karena ada juga yang menolak. Itu sebabnya, PT SPE Petrolium lebih setuju semburan itu ditutup secara permanen karena disertai gas metan yang sewaktu-waktu bisa membahayakan warga. "Kami tidak mau kalau kemudian hari ada insiden, kami yang dipersalahkan," tuturnya.
Baca Juga:
Untuk menghindari konflik di masyarakat, Sabidi mengatakan menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Sampang apakah akan ditutup atau tidak.
Dia mengakui bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium, air semburan itu layak untuk dikonsumsi. "Tapi karena ada semburan gas metan, cukup berbahaya," ucapnya.
Perusahaan pertambangan Amerika ini tidak akan melanjutkan uji seismik di Desa Robatal dan mengalihkan penelitian ke desa lain. Sabidi mengatakan, kandungan air bawah tanah di desa Robatal sangat besar. MUSTHOFA BISRI.