TEMPO Interaktif, Sampang - Semburan lumpur dan gas akibat proses uji seismik yang dilakukan PT SPE Petrolium di Desa Robatal Kabupaten Sampang, Madura melemah.
Manager Operasional PT SPE Petrolium Ahmat Sabidi menjelaskan, pelemahan semburan itu bisa diukur dari berkurangnya bau menyengit gas di udara sekitar lokasi semburan. Sedangkan semburan lumpur telah berganti dengan air bening.
Baca Juga:
"Sekarang semburan cuma satu drum per hari, dulu bisa tiga sampai lima drum," katanya, Rabu (11/11).
Menurut Sabidi, berdasarkan uji laboratorium kandungan gas disumur sedalam 20 meter itu adalah gas metan yang dalam jumlah besar berbahaya karena bisa memicu munculnya api. Tapi, kata dia, sumber pasti semburan itu belum dipastikan karena gelembung akibat semburan menyulitkan penelitian.
"Dugaannya karena gas bumi," jelasnya.
Jika semburan gas dan lumpur terus melemah, Sabidi memperkirakan, dalam waktu sebulan semburan itu akan berhenti total. Meski, melemah, pihak SPE Petrolium tetap rutin memantau dan menempatkan sejumlah penjaga di lokasi tersebut. "Semburan ini sudah hampir dua bulan," ujarnya.
Sumburan itu terjadi saat perusahaan Amerika Serikat ini, melakukan uji seismik untuk meneliti kandungan gas di Desa Robatal, Sampang. Namun, kata Sabidi, setelah pengeboran mencapai 20 meter, mata bor mengenai sumber air dan gas.
MUSTHOFA BISRI