TEMPO Interaktif, Ambon - Sekitar 3.000 warga Kota Tual dan Langgur, Kei Kecil, Maluku Tenggara, menutup jembatan Watdek, satu-satunya jembatan yang menghubungkan Kota Tual di Pulau Dulah dengan Langgur di Pulau Kei Kecil, pada Sabtu siang (17/10).
Penutupan itu dilakukan sebagai aksi protes atas pemberian gelar Dir U Ham Wang (penguasa pemberi tugas adat kepada masyarakat adat) -- gelar adat tertinggi yang ada pada raja-raja Kepulauan Kei, Maluku Tenggara-- kepada David Tjiu, Direktur Utama PT. Maritim Timur Jaya, yang beroperasi di Pulau Dulah, Kota Tual.
Akibat penutupan, warga di kedua daerah tersebut yang akan ke Kota Tual dan Kei Kecil, terhambat. Mereka terpaksa menggunakan long boat agar bisa melanjutkan penyeberangan. Aksi itu dilakukan setelah petinggi militer dari Ambon melewati jembatan tertsebut. Mereka memalang kedua sisi jembatan dengan batu, kayu dan drum.
Ribuan warga di kedua daerah itu mengancan baru akan membuka barikade jembatan setelah raja-raja yang berinisiatif memberikan gelar itu datang mempertanggungjawabkan kebijakan mereka. "Jangan mengambil kebijakan yang nantinya akan mengganggu kamtibmas," ujar Suja Toatubun, salah seorang tokoh pemuda Kei Kecil kepada Tempo via telepon selular.
Menurut Frans Futnarubun, salah seorang korlap demo, pemberian gelar itu hanya diputuskan empat raja yang ada di Pulau Dullah. Selain itu, tidak ada sosialisai rencana pemberian gelar di Tual maupun di Kei Kecil. "Jangan karena punya kepentingan, sehingga gelar adat dijual murah," tutur Futnarubun. Dia mensinyalir gelar itu diberikan lantaran ada iming-iming kendaraan dan rumah dari penerima gelar.
Sementara David Tjiu, penerima gelar adat tersebut, mengatakan pemberian gelar itu merupakan komitmen 22 raja yang ada di Pulau Kei Kecil dan Pulau Kei Besar, dan sudah disosialisasikan. "Kalau ada yang protes atau demo itu hal biasa," kata David Tjiu kepada wartawan di Tual.
Hadir dalam acara pemberian gelar tersebut Kapolda Maluku Brigjen Totoy Herawan Indra, Kepala Staf Kodam XVI Pattimua Brigjen Edi Hartanto dan sejumlah pejabat militer lainnya dari Ambon. Sedangkan Bupati Maluku Tengara dan wakilnya serta Wali Kota Tual dan wakilnya, berhalangan hadir.
"Pak Bupati dan Wali Kota serta wakilnya lagi dinas luar," kata Sekda Maluku Tenggara Petrus Beruatwarin kepada Tempo via telepon selular.
MOCHTAR TOUWE