TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto menyampaikan terdapat 6 juta data nomor pokok wajib pajak (NPWP) yang dibocorkan oleh akun bernama Bjorka di dark web.
“Sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan dengan harga sekitar 150 juta rupiah. Data yang bocor diantaranya NIK, NPWP, alamat, no hp, email dll,” tulis Teguh dalam akun X miliknya yakni @secgron, pada Rabu, 18 September 2024.
Dari 6 juta data tersebut, diketahui terdapat sampel data 25 pejabat publik, mulai dari Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, hingga Kaesang Pangarep.
Adapun data yang disajikan berupa NIK, NPWP, nama, alamat, kelurahan, kecamatan, kabupaten kota, dan provinsi. “Field di dalam sampel: nik, npwp, nama, alamat, kelurahan, kecamatan, kabkot, provinsi, kode_klu, klu, nama_kpp, nama_kanwil, telp, fax, email, ttl, tgl_daftar, status_pkp, tgl_pengukuhan_ pkp, jenis_wp, badan_hukum”, tulis Teguh dalam cuitannya yang lain.
Sebagai informasi, Bjorka merupakan nama peretas di sebuah dark web. Bjorka diketahui melancarkan aksinya pertama kali pada April 2020. Kala itu ia membobol data pelanggan Tokopedia berukuran 11 GB (compressed) dan data sebesar 24 GB (uncompressed). Adapun isi dari data curiannya adalah user ID, password, email, hingga nomor telepon
Selain Tokopedia, Bjorka mulai menyenggol instansi pemerintahan pada 9 September 2022 dengan mengungkap surat rahasia untuk Presiden Jokowi pada periode 2019-2021.
Inge Klara Safitri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.