TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus tetap optimistis pasangan Ridwan Kamil - Suswono yang mereka usung bakal menang di Pilkada Jakarta.
"KIM, khususnya Partai Demokrat memiliki keyakinan bahwa pasangan RK-Suswono akan menang, itu alasan kami memberikan dukungan," kata Herzaky melalui pesan suara singkat, Jumat, 23 Agustus 2024.
Duet RK-Suswono, kata dia, telah memenuhi persyaratan dan keinginan masyarakat Jakarta. Sehingga, laik dan berpotensi besar dipilih masyarakat.
"Masyarakat cari yang serius dan fokus membangun Jakarta tanpa berpikir kontestasi ini hanya jadi batu pijakan. Itu alasan kenapa pasangan ini didukung," ujar Herzaky.
Kemenangan pasangan yang diusung oleh koalisi jumbo 12 partai politik itu sebelumnya sudah di depan mata. Musababnya, salah satu penantang terkuat pasangan ini, Anies Baswedan tertutup peluangnya maju Pilkada lantaran satu-satunya partai tersisa yaitu PDIP tak memiliki kursi yang cukup untuk mengusung calon gubernurnya sendiri.
Namun Mahkamah Konstitusi atau MK lewat putusan nomor 60 tentang UU Pilkada membuka peluang Anies kembali maju ke Pilkada Jakarta. Putusan MK ini menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah di Jakarta dari 20 persen kursi DPRD menjadi 7,5 persen suara pada pemilihan legislatif DPRD, sedangkan PDI-P meraup 14,01 suara pada Pemilu 2024 lalu.
Peluang Anies kembali terancam tertutup setelah Badan Legislasi DPR hanya sehari setelah putusan MK langsung menggelar rapat pembahasan revisi UU Pilkada. Dalam revisinya, DPR membuat pasal yang tak sejalan dengan putusan MK. Hanya dalam sehari, pembahasan itu kemudian disepakati untuk dibawa ke rapat paripurna DPR untuk disahkan menjadi Undang-Undang Pilkada yang baru.
Langkah DPR ini dianggap sebagai pembangkangan konstitusi. Rakyat kemudian bergerak turun ke jalan pada Kamis, 22 Agustus 2024 untuk menolak pengesahan RUU Pilkada. DPR akhirnya membatalkan pengesahan RUU Pilkada ini.
Kini Anies kembali punya peluang tiket maju Pilkada Jakarta jika PDIP mencalonkannya.
Pada 25 Juli lalu, Lembaga survei Indikator Politik Indonesia, merilis hasil sigi sejumlah nama bakal calon Gubernur yang disinyalir akan diplot di Jakarta. Sigi tersebut merupakan hasil simulasi survei yang dilakukan secara spontan alias Top of Mind.
Peneliti utama Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan pada simulasinya, nama Anies Baswedan bertengger di posisi puncak dengan raihan skor 39,7 persen. Disusul Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di tempat kedua dengan raihan 23,8 persen.
"Sementara Ridwan Kamil di tempat ketiga dengan 13,1 persen," ujar Burhan dalam telekonferensi.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, mengatakan hasil sigi kadang kala tak bisa dijadikan tolak ukur menang atau tidaknya suatu pasangan calon dalam kontestasi.
"Karena yang memilih kan masyarakat. Jadi kami menyerahkan pada masyarakat," ujar Viva.
Politikus PDIP, Masinton Pasaribu, mengatakan bahwa PDIP bakal mengusung Anies Baswedan sebagai calon Gubernur di pilkada Jakarta.
Masinton mengatakan, PDIP akan tetap mendaftarkan pasangan calon gubenur dan wakil gubernur dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta dengan berpijak pada putusan Mahkamah Konstitusi, ketimbang hasil putusan rapat panitia kerja revisi UU Pilkada.
“Insyaallah ada Anies (Anies Rasyid Baswedan). Jadi, nanti tanggal 27 (Agustus), jika PDIP mencalonkan Pak Anies Baswedan, kami kawal beramai-ramai ke KPU Jakarta. Kami menggunakan putusan Mahkamah Konstitusi,” kata Masinton.
Pilihan Editor: KPU DKI Tetapkan Perolehan Kursi Parpol Pasca-Putusan MK