Akhirnya, pada 2020, dibentuk Yayasan Kampung Lali Gadget. Atas saran dan masukan seorang teman serta orang tua peserta, diputuskan kegiatan Kampung Lali Gadget harus berbayar. “Anak lokal tetap free. Istilahnya subsidi silang,” ujarnya. Uang dari peserta dibuat untuk operasional, mulai dari sewa lahan, pengadaan properti dan mainan, hingga membayar volunteer tetap.
Untuk menunjang kegiatan, dengan merogoh uang pribadi dari jualan udeng pacul gowang khas Sidoarjo serta bantuan dari sejumlah teman dan donator, Irfandi membangun pendopo Kampung Lali Gadget pada 2021. Menempati pekarangan yang disewa dari pamannya, pendopo seluas 12 x 10 meter tersebut berdiri persis di depan rumah orangtua Irfandi.
Meski berbayar, masyarakat tetap menyambut dengan baik, terutama lembaga pendidikan, baik di Sidoarjo maupun di luar Sidoarjo. Awalnya setiap anak atau siswa membayar Rp 5 ribu. Namun kini naik menjadi Rp 35 ribu. “Pemasukan yang paling besar dari sekolah-sekolah yang datang ke sini,” ujarnya.
Anak-anak bermain gasing di pendopo Kampung Lali Gadget di Desa Pagerngumbuk, Wonoayu, Sidoarjo, 14 Juli 20204. Tempo/Nur Hadi
Seorang tetangganya mengaku jika anaknya mengalami perubahan setelah rutin mengunjungi Kampung Lali Gadget. “Jadi kritis, apa-apa ditanyakan,” katanya menirukan tetangganya itu. Irfandi berasumsi itu terjadi karena anak tersebut berinteraksi dengan anak lain yang mendapatkan pola asuh yang baik. “Tamu yang datang selalu penasaran terhadap sesuatu yang baru.”
Karena berdampak pada anak-anak kecanduan gadget, Irfandi berharap desa-desa lain bisa mereplikasi apa yang dilakukan Kampung Lali Gadget. Sebab, kata dia, masalah kecanduan gadget terjadi di semua tempat. “Tidak harus sama,” ujarnya. “Bayangkan di setiap desa ada ruang-ruang bermain seperti Kampung Lali Gadget.”
Ia menyebut sudah ada tiga daerah yang mencontoh dengan branding berbeda. Ketiga daerah itu adalah Probolinggo, Jawa Timur; Demak, Jawa Tengah; dan Tangerang Selatan, Banten. Dalam waktu dekat menyusul Pasuruan. “Kami sudah membuat modul, tinggal mendetailkan sampai ke bentuk permainan,” katanya.
Ikhtiar yang dilakukan Irfandi mengatasi kecanduan gadget lewat permainan tradisional diganjar penghargaan oleh pemerintah daerah. Secara berturut-turut ia dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Provinsi Jawa Timur Bidang Pendidikan pada 2019 dan 2020. Atas capaiannya itu, Kampung Lali Gadget kini jadi aset sekaligus prioritas desa dan pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Pilihan Editor: Tokoh Inspiratif: Justitia Avila Veda Pendamping Kaum Hawa Korban Kekerasan Seksual