TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menuturkan belum mengetahui di mana lokasi izin tambang yang diperoleh organisasinya. Dia juga mengaku belum tahu tambang apa yang akan mereka kelola.
Meski begitu, dia berharap Muhammadiyah mendapat jenis tambang batubara. "Ada masukan dari kader agar Muhammadiyah memastikan mendapatkan (jenis tambang) batubara, jangan sampai salah dapat batu neraka yang ditambang," seloroh Mu'ti di sela rampungnya Konsolidasi Nasional Muhammadiyah yang digelar di Universitas Aisyiyah atau Unisa Yogyakarta pada Minggu, 28 Juli 2024.
Mu'ti mengklaim, dari 35 pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) se-indonesia yang hadir, telah mufakat dan mendukung Muhammadiyah untuk mengelola tambang di Indonesia. "Prinsipnya semuanya setuju, mereka memberikan masukan-masukan soal lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Jangan sampai muncul konflik sosial," kata dia.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam kesempatan itu mengungkapkan izin tambang yang akhirnya diterima Muhammadiyah dapat dilihat secara pendekatan proporsional. Dia mengatakan agar segala hal terkait tambang jangan hanya disorot dari satu sisi.
"Agar usaha tambang maupun yang lain jangan dibayangkan serba positif apalagi serba duit, kami jauh dari itu," kata Haedar.
Sebaliknya, kata Haedar, usaha tambang juga jangan selalu diletakkan sebagai sesuatu yang serba negatif. "Jangan meletakkan usaha tambang sebagai hal yang selalu pahit, penuh dengan ancaman, seperti akan kiamat," kata dia.
"Kalau Muhammadiyah masuk ke dunia tambang itu, kami akan tetap dalam posisi moderat, kami lihat sisi positifnya, cermati dan menjadikan sisi negatifnya untuk kami lakukan kajian sampai pada titik akhir nanti kita menemukan model (usaha penambangan) yang tepat."
Pilihan Editor: Jokowi Resmikan Jembatan Pulau Balang untuk IKN, Raffi Ahmad hingga Atta Halilintar Hadir