Menurut Ketua IM 57+ Institute Praswad, rekam jejak Sudirman Said saat melawan Ketua DPR RI Setya Novanto alias Setnov dalam skandal Papa Minta Saham merupakan bukti integritas dan keberanian sosok yang dikenal lurus dan anti korupsi itu. Meski perlawanan itu berujung pemecatan Sudirman selaku Menteri ESDM, pada akhirnya Setnov terbukti melakukan rasuah.
“Kita ingat bagaimana beliau tak takut dicopot dari jabatannya untuk melawan Setya Novanto dalam skandal Papa Minta Saham. Tak berselang lama, KPK menetapkan Setnov jadi tersangka,” ujar Praswad.
Sementara itu, Feri mengatakan sepanjang karir profesionalnya, Sudirman Said banyak mendapat tugas membenahi institusi termasuk Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), terlibat dalam transformasi Pertamina, menjadi tokoh kunci di balik pendirian BRR Aceh-Nias, dan membenahi Kementerian ESDM. Dengan rekam jejak seperti ini masyarakat sipil melihat bahwa Sudirman adalah figur yang dibutuhkan untuk membenahi KPK.
“Pemerintahan baru yang akan dibentuk Presiden terpilih Prabowo Subianto membutuhkan partner strategis yang dapat memperkuat tata kelola, mendorong pemerintahan yang bersih, dan pemberantasan korupsi. Ini diperlukan untuk mewujudkan janji-janji kampanye Pak Prabowo,” tutur Feri Amsari.
Mantan Ketua BEM UGM Muhammad Khalid juga mendorong Sudirman Said untuk mendaftar sebagai calon pimpinan KPK dan berikutnya dikawal oleh gerakan anak muda sampai bisa lolos jadi Pimpinan KPK. Sudirman Said, kata dia, merupakan salah satu tokoh yang membidani lahirnya KPK lewat Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI).
“Kalau kita ingat, Pak Dirman (Sudirman Said) adalah salah satu senior yang membidani lahirnya KPK lewat Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Dulu ada Pak Erry dari MTI jadi pimpinan KPK, sekarang kita dorong Pak Dirman kembalikan khittah KPK,” kata Khalid.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | AMELIA RAHIMA SARI | RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Aktivis Antikorupsi dan Masyarakat Sipil Dorong Sudirman Said Maju Capim KPK, Ini Alasannya