INFO NASIONAL – Masih belum banyak penelitian dari Indonesia yang membahas mengenai keefektifan obat herbal lokal dan obat impor. saat ini, jumlah penelitian di Indonesia memang masih kurang jika dibandingkan dengan negara lain. Indonesia menempati ranking 38 dalam jumlah publikasi internasional. Hal ini termasuk kurang karena Indonesia memiliki penduduk terbanyak ke-4 di dunia.
Berdasarkan data UNESCO, anggaran untuk penelitian dari pemerintah RI sangat rendah yakni hanya 0,1 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada 2021. Hal ini berbeda dengan negara tetangga yakni Thailand dengan angka persentase terhadap PDB-nya 0,5 persen, Malaysia 1,3 persen dan Singapura 2,1 persen.
Pendanaan yang kurang, jumlah peneliti yang sedikit, dan birokrasi yang menghambat pembuatan penelitian, menjadi faktor sedikitnya jumlah penelitian. Bahkan, pada 2022 dan 2023, jumlah publikasi ilmiah terindeks Scopus asal Indonesia mengalami penurunan yang signifikan.
Startup Risetku hadir untuk meningkatkan produktivitas peneliti di Indonesia. Peneliti kesehatan sekaligus cofounder Risetku, Elvan mengatakan, Risetku bisa membantu mengembangkan penelitian di Indonesia.
"Harapannya adalah Risetku dapat membantu peneliti untuk menjadi lebih efisien, hemat waktu dan tenaga untuk menghasilkan penelitian yang akan memajukan Indonesia," ujarnya, Rabu, 25 Juni 2024.
Saat ini Risetku telah membantu ribuan peneliti. Kedepannya, Risetku menargetkan akan membantu satu juta peneliti kesehatan di Indonesia. (*)