Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jakarta 497 Tahun, 14 Gubernur DKI Jakarta: Soemarno Sosroatmodjo, Ali Sadikin, hingga Anies Baswedan

image-gnews
Jejak Kesenian Ali Sadikin
Jejak Kesenian Ali Sadikin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Pangeran Fatahillah merebut daerah pelabuhan kerajaan Sunda dari kekuasaan tentara Portugis pada 22 Juni 1527, dan mengganti namanya dari Sunda Kalapa menjadi Jayakarta, tanggal tersebutlah yang hingga kini diperingati sebagai hari lahirnya provinsi DKI Jakarta.

Dikutip dari www.Jakarta.go.id, setelah berhasil direbut kembali oleh penjajah Belanda nama Jayakarta berubah menjadi Batavia. Baru pada masa pendudukan Jepang kota megapolitan ini disebut dengan nama Jakarta Tokubetsu Shi.

 Di tahun 2024 DKI Jakarta berusia 497 tahun. Tentu bukanlah suatu perjalanan yang mudah. Sebelum diakui sebagai sebuah provinsi, DKI Jakarta disebut sebagai Kota Jakarta Raya yang pemerintahannya dipimpin oleh Wali Kota. Baru pada tahun 1959 Jakarta didaulat sebagai menjadi sebuah provinsi yang dipimpin oleh gubernur.

Inilah sosok yang pernah menjadi pemimpin Jakarta saat setelah Jakarta resmi beralih status sebagai daerah provinsi

1. Sumarno Sastroatmodjo (1960- 1964)

Soemarno Sosroatmodjo yang biasa dikenal Soemarno adalah sosok pertama yang menyandang status sebagai gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya kepemimpinan tertinggi Jakarta disebut sebagai Wali Kota, meskipun dalam jabatannya setingkat gubernur

Ia menjabat sebagai gubernur Jakarta dari 29 Januari 1960 sampai 26 Agustus 1964. Soemarno memiliki latar pendidikan dari kemiliteran sekaligus menyandang gelar me dokter dari Pendidikan Dokter NIAS, Surabaya. Pada saat menjabat ia menyoroti permasalahan kebersihan di Jakarta. Ia tutup usia pada tahun 1991 di umurnya yang ke 79 tahun, karna komplikasi penyakit.

2. Henk Ngantung (1964-1965)

Melansir p2k.unkris.ac.id, Henk ditunjuk oleh Soekarno untuk menjadi Deputi Gubernur di bawah kepemimpinan Soemarno. Soekarno memilih dirinya dengan tujuan menjadikan Jakarta sebagai kota budaya.

3. Sumarno Sastroatmojo (1965-1966)

Hendrik Joel Hermanus Ngantung memiliki nama panggung Henk Ngantung. Ia merupakan kelahiran 1 Maret 1921 di Manado, Sulawesi Utara.

Hal ini Soekarno pertimbangkan karena sebelumnya ia aktif medirikan "Gelanggang" bersama Chairil Anwar. Henk juga sempat menjadi pengurus Lembaga Persahabatan Indonesia-Tiongkok pada 1955 sampai1958.

4. Ali Sadikin (1966-1977)

Ali Sadikin atau dikenal Bang Ali merupakan salah satu Gubernur yang banyak membawa perubahan. Ali yang saat itu maju sebagai gubernur dari partai Golkar membuat salah satu gebrakan yakni meningkatkan kapasitas pariwisata dan hiburan di Jakarta.

Dalam buku memoar Bang Ali, karangan Ramadhan KH, Ali dijelaskan pergi ke Amerika untuk operasi tumor usus. Di sana, ia mengamati bahwa suatu kota akan dikatakan baik ketika mampu mengembangkan bisnis pariwisatanya.

Pelajaran itu ia refleksikan kepada Kota Jakarta. Ia mulai menyuruh Ciputra dari PT Pembangunan Jaya untuk menyulap Kawasan Ancol. Tidak hanya itu, Bang Ali juga mulai mengizinkan operasi wisata malam dan panti pijat.

5. Tjcokropranolo (1977-1982)

Letnan Jenderal purnawirawan Tjokropranolo lahir di Temanggung, Jawa Tengah pada 21 Mei 1924. Ia menempuh pendidikan dengan sistem kolonial di sekolah Europeesche Lagere Scholen (ELS) di Temanggoeng dan di sekolah Meer Uitbebreide Lagere Onderwijs (MULO) di Ambarawa.

Tjokropranolo banyak membantu perjuangan kemerdakaan Indonesia. Salah satunya sempat menjadi pengawal pribadi Panglima Besar Soedirman pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Setelah ia menjadi asisten Gubernur Ali sadikin, Ia dipercaya untuk melanjutkan perjuangannya sebagai Gubernur Jakarta pada Juli 1977.

6. R. Suprapto Golkar (1982-1987)

Soeprapto lahir pada 12 Agustus 1924 di Solo, Jawa Tengah. Ia dipercaya menjabat sebagai Gubernur Jakarta untuk menggantikan Tjokropranolo pada 1982.

 Saat menjabat sebagai gubernur ia banyak melakukan pembangunan seperti, daerah pinggiran Kemang, Bintaro, dan Pondok Indah disulap menjadi Kawasan elit.

Pada masa kepemimpinannya juga sempat terjadi beberapa peristiwa kontroversial. Di antaranya ialah kebakaran di Gedung RRI Jakarta, ledakan di Gudang peluru di Cilandak. Lalu ledakan beruntun juga terjadi di kantor BCA Jalan Gajah Mada, dan di pertokoan jembatan Metro, Glodok, Jakarta Kota.

7. Wiyogo Atmodarminto golkar ( 1987-1992)

Wiyogo Atmodarminto lebih dikenal sebagai Bang Wi. Ia merupakan seorang militer, diplomat, juga politisi. Karirnya sebagai Gubernur Jakarta dimulai pada tahun 1987 sampai 1992.

Pada saat pelantikan 6 Oktober 1987, Presiden Soeharto meminta kepada Wiyogo untuk mengutamakan maslaah kebersihan di Jakarta. Hal itu ia terapkan dengan motoo kerjanya, yaitu “Bersih, Manusiawi dan Berwibawa”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

8. Surjadi Soedirdja (1992-1997)

Surjadi Soedirja merupakan seorang tokoh militer yang menjabat sebagai Gubernur pada tahun 1992 sampai 1997. Ia merupakan keluaran Akademi Militer Nasional Jurusan Infanteri pada tahun 1962.

Kebijakannya yang paling terkenal adalah memberlakukan Sistem Satu Arah (SSA) di sejumlah ruas Tol di Jakarta. Hal ini ia laksanakan demi membangun mobilitas yang nyaman bagi penduduk Jakarta.

9. Sutiyoso (1997-2007)

Sutiyoso dikenal lahir pada 6 Desember 1944 di Semarang, Jawa Tengah. Dengan latar belakang pendidikan Teknik Sipil Universitas 17 Agustus dan Akademi Militer, ia mampu menjabat sebagai Gubernur Jakarta selama dua perode.

Selain Gubernur, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Perstuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Serta pada tahun 2019, ia mencoba untuk mencalonkan dirinya sebagai Presiden.

10. Fauzi Bowo (2007-2012)

Pria yang lahir 10 April ini merupakan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta bersama Sutiyoso (2002-2007). Kemudian, ia berhasil naik menjadi gubernur dan meneruskan perjuangan Sutiyoso dengan masa jabatan dari 2007-2012.

Banyak penginggalan kerja yang dihasillkannya. Salah satunya beberapa proyek tol yang dibuat, seperti Jalan Layang Non-Tol Casablanca dan Jalan Layang Non-Tol Antasari-Blok M.

11. Joko Widodo (2012-2014)

Sosok yang menjadi Presiden Republik Indonesia selama 2 periode ini pada awalnya memuliakan karier kepemimpinan sebagai Wali Kota Solo. Sebelum maju pada Pilpres 2014 ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahja Purnama dalam periode 2012 sampai 2014.

Melansir p2k.unkris.ac.id, Jokowi memiliki berbagai kebijakan yang sifatnya populis. Misalnya ia telah membangun Kampung Derert, Kartu Jakarta Pintar, dan Kartu Jakarta Sehat.

12. Basuki Tjahaja Purnama (2014-2017)

Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal Hakka Ahok merupakan seorang pengusahan dan politikus.

Dalam karir politiknya, ia menjabat sebagai Gubernur Jakarta ke-15 periode 2014 sampai 2017. Sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Bupati Belitung Timut periode 2005 sampai 2010.

Sementara dalam ranah bisnisnya, ia melakukan investasi properti, hotel bernama Purnama Belitung, juga perusahaan pengolahan pasir.

13. Djarot Saiful Hidayat ( 2017- 2017)

Biasa dikenal sebagai djarot, lahir di Magelang, 6 Juli 1962, merupakan seorang dosen sekaligus politikus. Djarot memulai karir politiknya dengan bergabung PDIP. Lalu, ia terpilih sebagai anggota DPRD Jawa Timur periode 1999-2004.

Selanjutnya, ia lanjut menjadi Wali Kota Blitar periode 2000 sampai 2010. Baru setelahnya ia berhasil merebut kursi Gubernu Jakarta periode 2014 sampai 2017.

Kemudian ia diangkat oleh oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebagai bentuk Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta pada 9 Mei 2017, setelah Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis 2 tahun penjara kepada Ahok.

14. Anies Baswedan (2017 - 2023)

Anies Baswedan menjadi gubernur DKI Jakarta ke 14, ia merupakan seorang dosen sekaligus politisi. Ia juga pernah ditunjuk oleh Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Baru pada tahun 2017, ia menjabat sebagai Gubernur Jakarta setelah dirinya berhasil memenangi Pilgub DKI Jakarta ke-19 bersama Sandiaga Uno.

Selain nama-nama di atas nama lainnya yang pernah mengisi kepemimpinan DKI Jakarta yaitu Soewirjo, Daan Jahja, Sjamsurijal, dan Sudiro. Saat itu Jakarta masih berstatus sebagai daerah Kota dan pemimpin tertingginya menjabat sebagai walikota.

TIARA JUWITA   | FATHUR RACHMAN

Pilihan Editor: PKS Resmi Usung Anies Baswedab - Sohibul Ilman di Pilkada Jakarta 2024

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pilkada Jakarta 2024: Pramono Bertemu Bamsoet hingga Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono

1 jam lalu

Gedung bertingkat di jalan Sudirman, Jakarta, 2 April 2020. Tempo/Tony Hartawan
Pilkada Jakarta 2024: Pramono Bertemu Bamsoet hingga Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono

Budayawan Betawi Yahya Andi Saputra menilai cara pendekatan para bakal paslon Pilkada Jakarta kepada masyarakat hanya gimik


Ramai Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon, Begini Tanggapan Anies Baswedan, Ganjar, hingga JK

1 jam lalu

 Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo saat ngopi bareng. Instagram/@ridwankami
Ramai Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon, Begini Tanggapan Anies Baswedan, Ganjar, hingga JK

Viral di media sosial gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta. Bagaimana tanggapan Anies Baswedan, Ganjar, JK, dan Cak Imin?


5 Pilihan Hotel di Jakarta untuk Staycation Akhir Pekan Ini

1 jam lalu

Ilustrasi kamar hotel. Freepik.com/Jannoon028
5 Pilihan Hotel di Jakarta untuk Staycation Akhir Pekan Ini

Staycation di Jakarta pun bisa jadi pilihan untuk mengatasi bosan di rumah. Berikut beberapa piihan hotelnya.


Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Mirip Golput Era Orde Baru?

1 jam lalu

Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan pada acara seremonial dan penyerahan trofi World Habitat Award 2024 kolaborasi multipihak untuk perubahan kebijakan perumahan Jakarta di Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, pada Ahad, 25 Agustus 2024. TEMPO/ Mochamad Firly Fajrian
Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Mirip Golput Era Orde Baru?

Ramai di media sosial gerakan "anak abah tusuk 3 paslon" di Pilkada Jakarta.Anak Abah sebutan bagi pendukung Anies Baswedan. Mirip golput?


Saat Anies Kenang Tempat Resepsi Nikah Hingga Kulineran di Kompleks Kampus UGM Yogya

3 jam lalu

Anies Baswedan dan Fery Farhati mengenakan baju rancangan desainer Dian Pelangi. Instagram
Saat Anies Kenang Tempat Resepsi Nikah Hingga Kulineran di Kompleks Kampus UGM Yogya

Kedatangan Anies ke Yogyakarta untuk berdiskusi juga digunakan untuk mengenang momen romantis pernikahannya dengan Fery Farhati.


Pramono Anung Hadiri Peluncuran Buku Bamsoet, Sebut Berhubungan Baik dengan Golkar

5 jam lalu

Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno menjawab pertanyaan awak media saat Car Free Day (CFD) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad, 8 September 2024.  Kedatangan pasangan bacagub ke CFD ini menggunakan MRT ke stasiun Bundaran HI. TEMPO/Ilham Balindra
Pramono Anung Hadiri Peluncuran Buku Bamsoet, Sebut Berhubungan Baik dengan Golkar

Pramono Anung menghadiri peluncuran buku Bamsoet.


Soal Gerakan Coblos 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Anies dan Ganjar Respons Begini

9 jam lalu

Soal Gerakan Coblos 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Anies dan Ganjar Respons Begini

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo buka suara soal munculnya gerakan coblos 3 paslon di Pilkada Jakarta.


Budayawan Betawi Nilai Cara Pendekatan Paslon di Pilkada Jakarta Hanya Gimik

11 jam lalu

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil dan Suswono berfoto bersama usai mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 di Kantor KPU DKI Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 dengan dukungan dari partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Budayawan Betawi Nilai Cara Pendekatan Paslon di Pilkada Jakarta Hanya Gimik

Mengapa Budayawan Betawi ini menilai jika cara pendekatan paslon di Pilkada Jakarta kepada para calon pemilih hanya gimik?


BMKG: Jakarta Berpotensi Hujan Ringan dan Sedang Siang Hari, Malam Berawan

11 jam lalu

Ilustrasi cuaca hujan. Shutterstock
BMKG: Jakarta Berpotensi Hujan Ringan dan Sedang Siang Hari, Malam Berawan

Pada siang hari, semua wilayah Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu, berpotensi hujan ringan dan sedang.


Kata Ahmad Sahroni soal Penggantinya Jadi Ketua Timses Ridwan Kamil-Suswono

12 jam lalu

Anggota DPR RI dari fraksi partai Nasdem, Ahmad Sahroni, seusai dihadirkan dalam sidang lanjutan dengan terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu, 6 Juni 2024. Dalam sidang, Ahmad Sahroni mengklaim telah mengembalikan uang sebesar Rp 860 juta kepada KPK, setelah diduga berasal dari hasil korupsi. TEMPO/Imam Sukamto
Kata Ahmad Sahroni soal Penggantinya Jadi Ketua Timses Ridwan Kamil-Suswono

Belum genap 24 jam, Ahmad Sahroni batal menjadi Ketua Timses Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta.