TEMPO.CO, Jakarta - Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni mengaku lebih ingin menjadi presiden ketimbang gubernur. Kiprahnya di dunia politik telah membawanya tiga kali lolos melenggang ke Senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI.
"Saya mimpinya jadi presiden, bukan gubernur. Mikir gubernur dan mimpi, enggak pernah," kata Sahroni ditemui di Kantor Akademi Bela Negara Nasdem, Jakarta pada Ahad, 23 Juni 2024.
Pernyataan Sahroni itu merespons dukungan dan dorongan dari kader-kader Partai Nasdem tingkat wilayah DKI Jakarta ketika menjadi tamu dalam acara konsolidasi dan penguatan struktur persiapan Pilgub Jakarta. Saat memasuki ruangan, nama Sahroni disebut oleh kader-kader Nasdem se-wilayah Jakarta sebagai calon gubernur.
Sahroni menyebut keinginannya menjadi orang nomor satu di Indonesia itu sebatas mimpi. Menurut dia, semua orang bisa bermimpi dan melakukan apa pun yang diimpikannya, termasuk menjadi presiden.
"Bukan berarti ngotot pengin jadi presiden. Tapi kalau mimpinya dapat, syukur. Enggak, ya enggak apa-apa," kata Sahroni.
Sahroni juga pesimistis bisa menang di Pilpres 2029 jika diusung sebagai calon presiden. Sebab, menurut dia, Prabowo Subianto bakal kembali maju dan memimpin Indonesia selama dua periode.
"Saya pastikan Prabowo dua periode. Kan enggak mungkin kita lawan Prabowo, pasti kalah," kata Sahroni.
Terlebih lagi, Sahroni mengatakan tidak tertarik untuk menjadi gubernur. Namun, keputusan itu bisa berubah apabila mendapat perintah dari Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Sahroni mengatakan hingga kini belum ada perintah langsung dari Surya Paloh untuk menugaskan dirinya bersaing di Pilgub Jakarta 2024. Ia menyebut lebih senang menjadi anggota DPR RI, ketimbang harus menjadi gubernur. "Jadi gubernur sudah pasti enggak bisa ke mana-mana, mesti izin," kata Sahroni.
Pilihan Editor: Syarat Ahmad Sahroni Berkontestasi di Pilkada Jakarta