TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mengaku tidak pernah diajak oleh DPR RI perihal pembahasan perubahan Daerah Khusus Ibukota atau DKI Jakarta menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Menurut dia, semestinya DPR RI turut melibatkan DPRD DKI ihwal pembahasan perubahan status kota tersebut.
Sebab, ia menilai DPRD DKI sedikit banyak mengetahui soal masalah-masalah di Jakarta. "Sebagai wakil dari rakyat Jakarta, DPRD DKI itu tidak pernah diajak berembuk mengenai DKI ke DKJ," kata Prasetyo ditemui di Gedung DPRD DKI, Sabtu, 22 Juni 2024.
Ia menyayangkan sikap DPR RI yang tidak berdiskusi dengan DPRD DKI soal pembahasan perubahan status dari DKI ke DKJ itu. Hal itu pula yang mendasari Prasetyo untuk bertarung di Pemilu 2024 memperebutkan kursi di Senayan.
"Saya mau buka komunikasi antara DPR RI, kebetulan saya sebagai anggota DPRD tahu masalahnya Jakarta," ujar politikus PDI Perjuangan ini. Ia menilai, dengan komunikasi yang melibatkan DPRD bisa mengurangi sejumlah permasalahan di Jakarta.
Adapun Rancangan Undang-Undang tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta atau RUU DKJ telah disahkan menjadi undang-undang oleh DPR RI. Pengesahan dilakukan dalam Rapat Paripurna Masa Persidangan V Tahun Sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara II, Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.
Pengesahan RUU DKJ menjadi undang-undang membawa konsekuensi Jakarta tidak lagi menyandang status DKI, tetapi berubah menjadi DKJ.
Hal itu sejalan dengan Pasal 2 ayat (1) RUU DKJ. Pasal itu menyatakan, “Dengan Undang-Undang ini, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta diubah menjadi Provinsi Daerah Khusus Jakarta.”
Selanjutnya ayat (2) berbunyi, “Ibu Kota Provinsi Daerah Khusus Jakarta ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.”
Pasal 3 ayat (1) menyebutkan Provinsi DKJ merupakan daerah otonom pada tingkat provinsi. Adapun ayat (2) menyatakan Provinsi DKJ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai pusat perekonomian nasional, kota global, dan kawasan aglomerasi.
Pilihan Editor: Ajukan Gelar Guru Besar, Bamsoet Lulus S2 Dahulu Baru S1
