INFO NASIONAL - “Pangan selalu diposisikan sebagai sektor yang sangat strategis. Sudah tentu, pangan menjadi urusan wajib yang harus ditangani dengan baik, bahkan merupakan mati dan hidupnya suatu bangsa”.
Kalimat itu diucapkan Presiden Bung Karno pada 1952, saat peletakan batu pertama pembangunan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, pangan merupakan sumber kehidupan dan penghidupan rakyat.
Pangan tidak hanya memberikan banyak lapangan pekerjaan, pangan yang dikonsumsi merupakan penyambung nyawa kehidupan. Karena itu, menciptakan kondisi pangan yang cukup dan selalu tersedia sepanjang waktu merupakan tanggung jawab pemerintah.
Tingginya ketergantungan bangsa ini pada sektor pangan dari hulu hingga hilir, melahirkan adagium pangan untuk kesejahteraan, pangan untuk kemakmuran, dan pangan untuk keberkahan hidup. Dalam pidato monumentalnya, Bung Karno menyebutkan, ”politik pangan yang akan dipilih, mestilah yang berpihak kepada rakyat banyak, bukan hanya sekelompok orang".
Salah satu bukti perhatian pemerintah terhadap pembangunan sektor pangan adalah membangun pertanian di Merauke, Papua Selatan. Pada saat menjadi Inspektur Upacara Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2024, di lahan sawah Kampung Sumber Harapan, Distrik Tanah Miring, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, mengatakan ini merupakan bukti keseriusan negara dalam menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan Indonesia. "Ini adalah momentum terbaik untuk membangun pertanian di Merauke," ucapnya.
Dia menegaskan pembangunan pertanian di Merauke harus dilakukan dengan mengutamakan kesejahteraan dan keadilan. “Dengan mengusung konsep transformasi pertanian modern, Merauke berpotensi menjadi lumbung pangan nasional,” ujarnya.
Amran telah menyerahkan sejumlah bantuan sarana dan prasarana produksi pertanian di Merauke, termasuk alat mesin pertanian dan benih unggul. Menurut dia, bantuan tersebut sepenuhnya untuk mendukung produksi padi petani Merauke, dengan target perluasan lahan pertanian dari 40 ribu hektare menjadi satu juta hektare.
“Jika tercapai, bisa menghasilkan 15 juta ton gabah atau sekitar delapan juta ton padi. Ini bisa menjadi cadangan pangan. Ini bukti keseriusan kami, dalam satu bulan ini saya sudah tiga kali ke Merauke," ujar Amran.
Merauke, kata dia, memiliki potensi lahan pertanian seluas 1,2 juta hektare. Hingga 2023 telah termanfaatkan untuk sektor tanaman pangan dan hortikultura seluas 67,6 ribu hektare dengan luas baku sawah (LBS, 2023) 42,3 ribu hektare.
Amran mengatakan potensi optimasi lahan rawa di Merauke mencapai 44,7 ribu hektare. Lokasinya tersebar di tujuh titik utama yakni Distrik Jagebob seluas 5.060 hektare, Distrik Kurik seluas 12,7 ribu hektare, Distrik Malind seluas 6.186 hektare, Distrik Merauke seluas 1.686 hektare, Distrik Naukenjerai 261 hektare, Distrik Semangga seluas 7.027 hektare, dan Distrik Tanah Miring seluas 11,7 ribu hektare.
Dalam kunjungannya ke Kampung Candra Jaya, Distrik Kurik, Merauke, pada 1 Juni 2024, Amran menegaskan pentingnya optimalisasi lahan untuk peningkatan kesejahteraan petani dan mencapai produksi padi yang maksimal. “Hari ini kami tinjau, optimalisasi lahan, areal di sini biasanya tanam satu kali, kami jadikan tiga kali. Jadi pendapatan petani meningkat tiga kali lipat, ini akan berdampak signifikan pada produksi pangan nasional," ujarnya.
Menurut dia, pertanian merupakan sektor vital bagi suatu bangsa dan mengapresiasi semua pihak yang telah mendedikasikan energi mereka untuk bersama-sama membangun pertanian di Merauke. Kembali pada semangat Bung Karno dan Hari Lahir Pancasila, tidak ada satu pun negara di dunia yang bubar karena kelebihan bahan pangan. “Tapi sejarah mencatat, ada negara yang hancur berantakan dikarenakan kekurangan bahan pangan,” ucap Amran.(*)