Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Khusna, Penerima LPDP di Monash University yang Belajar Bahasa Inggris dari Youtube

image-gnews
Asmaul Khusna, 27 tahun perempuan asal Mojokerto penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Monash University, Melbourne pada 2021 alumni Universitas Sebelas Maret (UNS). Doc. Istimewa
Asmaul Khusna, 27 tahun perempuan asal Mojokerto penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Monash University, Melbourne pada 2021 alumni Universitas Sebelas Maret (UNS). Doc. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asmaul Khusna, 27 tahun tidak menyangka bisa lolos program beasiswa Program Pascasarjana atau S2 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Monash University, Melbourne.

"Soal aku pengen kuliah di luar negeri sebenarnya bukan rencana sih. Mungkin bukan seperti teman-teman lain yang merencanakan dari SMA atau awal S1. Bahkan kayaknya dulu berpikir S2 ke UGM (Universitas Gajah Mada) saja enggak bisa," kata Khusna kepada Tempo melalui saluran telepon pada Senin, 10 Juni 2024.

Khusna saat ini menempuh pendidikan S2 jurusan Master of Accounting sekitar satu setengah tahun. Tahun ini menjadi program terkhirnya menjelang kelulusan sebelum kembali ke Indonesia untuk mengabdi. 

Dia pun menceritakan, soal nasib yang tidak direncanakan bisa lolos beasiswa. Saat itu, pada 2020, dunia terkena dampak pandemi Covid-19, termasuk Indonesia. Setiap negara menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), sehingga banyak sekolah yang sistem pembelajarannya daring dari rumah atau WFH (work form home).

Sebagai pengajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Surakarta, Jawa Tengah, Khusna merasa banyak memiliki waktu luang yang harus dimanfaatkan untuk belajar. "Nah di situ mulai nih berpikir aku punya waktu banyak nih, kalau gak ada sesuatu yang menghasilkan rugi dong. Terus akhirnya mulai nih kita belajar bahasa Inggris gitu kan," kata Khusna. 

Kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki Khusna dianggap lemah sehingga berawal sekedar dari iseng ingin meningkatkan kemampuan bahasanya dengan belajar dari YouTube, akhirnya Khusna tertarik untuk mencari beasiswa LPDP. "Awalnya hanya belajar di YouTube, terus saya menonton cerita-cerita motivasi beasiswa di luar negeri akhirnya tertarik," ujarnya.

Progress pembelajaran dan tingkatan belajarnya dicatat di sebuah buku. Ketika tekadnya sudah bulat, Khusna mengaku mengambil les bahasa Inggris secara daring untuk ikut IELTS (the International English Lenguage Testing System) atau tes bahasa Inggris untuk sekolah di luar negeri.

Akhirnya pada awal 2021, Khusna mencoba mencari informasi bagaimana cara mendaftar LPDP. Tepat pada pertengahan atau sekitar September 2021 dia lolos. Dia terbang ke Melbourne untuk belajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Khusna merupakan alumni Univesitas Sebelas Maret jurusan akutansi. Dia menceritakan latar belakang keluarganya, ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Sedangkan, ayahnya sudah meninggal sejak dia belum kuliah. Perempuan asal Mojokerto ini kuliah di UNS pada 2015 dan lolos beasiswa Bidikmisi. Pada 2019, dia mengajar di salah satu SMK swasta mata pelajaran akutansi.

Dia membeberkan ada perbedaan yang cukup signifikan pembelajaran di Indonesia dan saat dia mengenyam pendidikan di luar negeri. "Menurutku di sini lebih diperhatikan misal saat bimbingan. Ada sesi khusus juga bertemu dosen langsung setelah pembelajaran," kata Khusna.

Program beasiswa LPDP, kata Khusna, mahasiswa yang menerima beasiswa diwajibkan untuk mengabdi ke negara (Indonesia) atau ada komitmen kembali ke tanah air selama 5 tahun. "Kalau saya kemarin rencananya lebih tertarik di pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," ujarnya.

Khusna mengatakan untuk program belajar di Monash University hanya 12 minggu.  "Kuliah di sini hanya 12 minggu tapi itu kayak ini berat banget study hard, play hard," ucapnya. Pada saat liburan pertama, Khusna memilih pulang ke Indonesia menikah dan setelah itu kembali kali ke Melbourne lagi untuk menyelesaikan pendidikannya. Khusna menceritakan perjuangannya kuliah mendapatkan dukungan dari suami sehingga dia lebih semangat menyelesaikan pendidikannya.

Khusna berencana setelah pulang ke Indonesia akan kembali mengajar. Dia memberi pesan kepada anak muda yang tertarik mengikuti program beasiswa LPDP untuk konsisten, terutama saat belajar bahasa asing. Menurut dia, keuntungan mendapatkan beasiswa LPDP yakni mendapat biaya pendidikan dari mulai tempat tinggal, biaya semester kuliah, biaya pembelian buku, tiket pesawat pulang pergi dan biaya hidup yang masing-masing nominalnya di setiap negara berbeda. "Biaya buku sekitar Rp 10 juta per tahun dan biaya hidup AUD 2.800 (atau sekitar Rp 30 juta dalam kurs Rp 10.722)," ujarnya.

Pilihan Editor: Pendaftaran LPDP Tahap 2 Segera Dibuka, Simak Tahapan, Persyaratan dan Tata Cara Daftarnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

PSPK: UKT Mahal Paling Merugikan Kelompok Rentan Miskin

1 hari lalu

Mahasiwa Universitas Riau (Unri) kenakan almamater biru laut lakukan aksi unjuk rasa mengenai uang kuliah tunggal atau UKT dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) di depan Gedung Rektorat Unri pada Selasa, 14 Mei 2024. Foto: Karunia Putri / TEMPO
PSPK: UKT Mahal Paling Merugikan Kelompok Rentan Miskin

PSPK mengatakan biaya UKT yang tinggi paling merugikan kelompok rentan miskin.


Stella Christie: Kementerian Bentuk Tim Khusus untuk Telaah Dana LPDP

1 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Stella Christie: Kementerian Bentuk Tim Khusus untuk Telaah Dana LPDP

Stella Christie mengatakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi telah membentuk tim untuk menelaah penggunaan dana LPDP.


Jokowi Tetapkan BSD sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Sebelum Pensiun, Apa pertimbangannya?

21 hari lalu

Pengendara melintas di depan landmark BSD CITY Jalan Raya Serpong, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 25 Maret 2024. Kawasan Terpadu Bumi Serpong Damai (BSD) menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN)  yang ditetapkan pemerintah dan akan dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mengembangkan pendidikan, riset kesehatan, ekonomi digital, pengembangan teknologi, layanan kesehatan dan biomedical. ANTARA/Muhammad Iqbal
Jokowi Tetapkan BSD sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Sebelum Pensiun, Apa pertimbangannya?

Pada ujung masa jabatannya, Jokowi teken keputusan BSD milik Grup Sinar Mas menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Ada hubungannya dengan investasi di IKN?


Penjelasan Dirut LPDP soal Beasiswa Parsial yang Didapat Erina Gudono

30 Agustus 2024

Erina Gudono dan Kaesang Pangarep. Foto: Instagram.
Penjelasan Dirut LPDP soal Beasiswa Parsial yang Didapat Erina Gudono

Erina Gudono mengaku mendapatkan beasiswa parsial dari UPenn.


Erina Gudono Kuliah di UPenn Bukan Pakai Beasiswa LPDP

28 Agustus 2024

Tangkapan layar dari video pendek yang menunjukkan momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi dan langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggu di apron bandara. Petugas tampak membawa sejumlah tas-tas belanjaan mewah tanpa melewati pemeriksaan Bea Cukai. (Sumber: Twitter)
Erina Gudono Kuliah di UPenn Bukan Pakai Beasiswa LPDP

Mantu Presiden Jokowi, Erina Gudono, mendapatkan beasiswa S2 di University of Pennsylvania alias UPenn, Amerka Serikat. Ia mendapatkan beasiswa parsial.


Beasiswa LPDP-Australia Awards Resmi Diluncurkan

28 Agustus 2024

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Beasiswa LPDP-Australia Awards Resmi Diluncurkan

Beasiswa LPDP-Australia Awards diharapkan bisa membuka peluang baru bagi pelajar Indonesia untuk belajar di Australia.


Sambut Hari Kemerdekaan RI Ke-79 Museum Layang-Layang Mengadakan Pentas Keroncong Merdeka

4 Agustus 2024

Museum Layang-layang merayakan Kemerdekaan RI ke-79 dengan Keroncong Merdeka. Museum Layang-layang Indonesia bekerja-sama dengan PAS Rekadaya, dalam kolaborasi dengan Keroncong de'Poespo padaSabtu, 3 Agustus 2024. TEMPO/S. Dian Andryanto
Sambut Hari Kemerdekaan RI Ke-79 Museum Layang-Layang Mengadakan Pentas Keroncong Merdeka

Sebagai bentuk pelestarian budaya dan perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-79 pada 2024, Museum Layang-Layang menggelar pentas Keroncong Merdeka.


Pendaftaran Beasiswa S2 LPDP di Cina Diperpanjang hingga Agustus 2024, Cek Syaratnya

29 Juli 2024

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Pendaftaran Beasiswa S2 LPDP di Cina Diperpanjang hingga Agustus 2024, Cek Syaratnya

Pendaftaran beasiswa kerja sama LPDP diperpanjang.


Ketahui Syarat Khusus Pendaftaran Beasiswa LPDP

20 Juli 2024

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Ketahui Syarat Khusus Pendaftaran Beasiswa LPDP

Selain syarat umum, peserta beasiswa LPDP juga harus memenuhi syarat-syarat khusus. Apa saja?


Ingin Daftar Beasiswa LPDP? Perhatikan 17 Syarat Umum Ini

20 Juli 2024

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Ingin Daftar Beasiswa LPDP? Perhatikan 17 Syarat Umum Ini

Ini 17 syarat yang perlu dipenuhi untuk melakukan pendaftaran beasiswa LPDP.