Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ditemukan Dua Kasus di Lembata, Babi Virus ASF Dapat Menimbulkan Kerugian Ekonomi

Reporter

image-gnews
Kandang peternakan babi yang tidak memiliki izin di Mlese, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 26 Januari 2023. Satpol PP Kabupaten Klaten menutup peternakan babi tersebut karena tidak memilik surat izin usaha peternakan serta berada di tengah pemukiman warga. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Kandang peternakan babi yang tidak memiliki izin di Mlese, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 26 Januari 2023. Satpol PP Kabupaten Klaten menutup peternakan babi tersebut karena tidak memilik surat izin usaha peternakan serta berada di tengah pemukiman warga. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Lembata - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur melarang lalu lintas ternak babi antar-kecamatan dan desa untuk mencegah penyebaran virus African Swine Fever (ASF) pada ternak babi milik warga.

"Tidak boleh lagi dari dalam Kota Lewoleba ke kecamatan atau desa," kata Pelaksana tugas Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Theresia Making dilansir dari Antara, Selasa lalu, 4 Juni 2024.

Penegasan itu merujuk pada angka kematian babi yang telah mencapai 239 ekor sejak Mei dengan dua kasus positif ASF. Kejadian kematian babi ini pun berada dalam wilayah Kota Lewoleba, tepatnya di Kecamatan Nubatukan.

Menurut Theresia pencegahan lalu lintas ternak babi menjadi salah satu hal penting yang harus dipatuhi oleh masyarakat, karena belum ada obat atau vaksin buat mengatasi virus ASF. Larangan itu tidak hanya berlaku untuk ternak babi yang masih hidup, tapi juga produk asal babi dan daging babi.

Ternak babi yang sudah mati atau sakit pun, kata dia, tidak boleh dibagi-bagikan ke keluarga atau dijual. Informasi tersebut juga telah diteruskan hingga ke tingkat desa. Para petugas juga menyampaikan imbauan itu menggunakan mobil keliling di dalam wilayah Kota Lewoleba.

"Tidak boleh lakukan pemotongan babi yang sakit atau mati lalu dijual atau dibagi-bagikan," kata dia.

Hal lain yang ditekankan  yakni penguburan ternak babi yang sudah mati. Petugas kesehatan hewan Lembata Gregorius Dengakae menambahkan ternak babi yang sudah mati harus segera dikubur secara mandiri di halaman rumah warga masing-masing.

Dilansir dari laman ppid.pertanian.go.id, ASF adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), sehingga produk babi dipastikan tetap aman untuk konsumsi.

Adapun tanda-tanda klinis ASF ialah:
1.Kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum
2. Diare berdarah
3. Berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga
4. Demam (41 derajat Celsius), Konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, kadang-kadang muntah, diare atau sembelit
5. Pendarahan kulit sianosis
6. Babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas, tidak mau makan.

ASF dapat menyebar melalui :
1. Kontak langsung
2. Serangga
3. Pakaian
4. Peralatan peternakan
5. Kendaraan
6. Pakan yang terkontaminasi 

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk pencegahan penyakit ASF. Penyakit ini merupakan ancaman bagi populasi babi di Indonesia yang mencapai kurang lebih 8,5 juta ekor

Berdasarkan kajian analisa risiko, ada beberapa faktor yang menyebabkan masuknya ASF ke Indonesia diantaranya melalui:
1. Pemasukan daging babi dan produk babi lainnya, 
2. Sisa-sisa katering transportasi intersional baik dari laut maupun udara,
3. Orang yang terkontaminasi virus ASF 
4. Kontak dengan babi di lingkungannya. 

Pilihan Editor: Marak Virus ASF, Malaysia Stop Impor Babi dari Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

1 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

Ada cara lain dalam pencegahan demam berdarah, yaitu menyebar virus wolbachia di kelompok nyamuk aedes aegepty menjadi nyamuk wolbachia


Masih Misteri, Satu Pasien Flu Burung di Amerika Belum Diketahui Asal Penularannya

2 hari lalu

Ilustrasi flu burung. REUTERS/Dado Ruvic
Masih Misteri, Satu Pasien Flu Burung di Amerika Belum Diketahui Asal Penularannya

Salah satu kemungkinan yang diantisipasi para ahli adalah penularan flu burung dari air susu sapi yang diminum si pasien.


Tips Jaga Daya Tahan Tubuh Anak saat Cuaca Panas dari Praktisi Kesehatan

3 hari lalu

Ilustrasi anak bermain di taman bermain atau playground. Foto: Unsplash.com/Zachary Kadolph
Tips Jaga Daya Tahan Tubuh Anak saat Cuaca Panas dari Praktisi Kesehatan

Berikut tips menjaga daya tahan tubuh anak saat cuaca panas dari praktisi kesehatan agar tak mudah sakit.


Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

9 hari lalu

Tim Program Kreativitas Mahasiswa - Riset Eksakta Pekan Ilmiah Nasional 2024 dari Fakultas MIPA Unpad membuat sensor untuk deteksi gelatin babi pada produk makanan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah atau sisa konsumsi kulit jeruk siam. Dok.Unpad
Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

Sensor memanfaatkan limbah kulit jeruk siam ini ditujukan tim mahasiswa Unpad untuk mengantisipasi pemalsuan makanan yang berbahan dasar gelatin babi.


Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

17 hari lalu

Ilustrasi anak sakit flu/pilek. Shutterstock.com
Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

Bergulat dengan penyakit seperti pilek, sakit perut, dan flu membuat anak-anak stres. Berikutsaran agar anak tak gampang tertular penyakit di sekolah.


Penularan Hepatitis, dari Malas Cuci Tangan sampai Hubungan Seksual

19 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Penularan Hepatitis, dari Malas Cuci Tangan sampai Hubungan Seksual

Hepatitis bisa menular melalui makanan dan minuman yang tercemar virus vepatitis, tangan kotor, hingga hubungan seksual.


Awas, Makanan Mentah dan Lingkungan Kotor Bisa Sebabkan Hepatitis A

19 hari lalu

Ilustrasi Virus Hepatitis. shutterstock.com
Awas, Makanan Mentah dan Lingkungan Kotor Bisa Sebabkan Hepatitis A

Makanan dan minuman yang tidak matang atau jajan di lingkungan yang kotor dapat menyebabkan hepatitis A, jadi waspadalah.


Cina Umumkan Temukan Virus Baru akibat Gigitan Kutu, Menyerang Otak!

19 hari lalu

Pasien berbaring di tempat tidur di samping loket tertutup di bagian gawat darurat Rumah Sakit Zhongshan, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Shanghai, Cina, 3 Januari 2023. Karena kondisi yang penuh, beberapa tempat tidur pasien terpaksa ditempatkan di lorong RS. REUTERS/Staff
Cina Umumkan Temukan Virus Baru akibat Gigitan Kutu, Menyerang Otak!

Cina mengumumkan telah menemukan virus baru yang resisten terhadap antibiotik dan dapat menyerang otak.


Tangkal Virus Japanese Encephalitis, Dinkes Yogyakarta Gelar Imunisasi untuk Ratusan Ribu Anak

23 hari lalu

Sejumlah warga membawa anaknya saat menunggu giliran pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024 di Kantor Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Selasa 13 Agustus 2024. Pemerintah Kota Denpasar menyediakan sebanyak 896 pos untuk pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahun 2024. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Tangkal Virus Japanese Encephalitis, Dinkes Yogyakarta Gelar Imunisasi untuk Ratusan Ribu Anak

Dinas Kesehatan DIY menggelar imunisasi Japanese Encephalitis (JE) pada 3 September hingga 31 Oktober 2024. JE bisa memicu peradangan otak.


WHO Pastikan Virus Mpox Dapat Dikendalikan

34 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
WHO Pastikan Virus Mpox Dapat Dikendalikan

WHO dan mitranya telah mengembangkan Rencana Strategis Kesiapsiagaan dan Respons Global untuk Virus Mpox demi menghentikan wabah melalui upaya global.