Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

127 Tahun Tan Malaka, Sosok Pahlawan Revolusioner

image-gnews
Rumah dan Museum Tan Malaka yang memprihatinkan, di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Payakumbuh, Sumbar, 2 Desember 2014. Tan Malaka merupakan tokoh pahlawan nasional yang tidak diakui oleh Orde Baru karena kedekatannya dengan Partai Komunis Indonesia. Tempo/Aris Andrianto
Rumah dan Museum Tan Malaka yang memprihatinkan, di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Payakumbuh, Sumbar, 2 Desember 2014. Tan Malaka merupakan tokoh pahlawan nasional yang tidak diakui oleh Orde Baru karena kedekatannya dengan Partai Komunis Indonesia. Tempo/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, tepatnya pada 2 Juni 1897 lahirlah salah satu tokoh revolusioner paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, Tan Malaka.

Dia dikenal sebagai seorang pahlawan nasional dan pendiri Partai Murba, kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan ideologinya yang khas menjadikannya sosok yang penting dalam narasi sejarah bangsa.

Profil Tan Malaka

Tan Malaka lahir di sebuah desa kecil bernama Nagari Pandam Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Dia dilahirkan dari orang tua bernama Rasad Caniago dan Sinah Sinabur. Saat masih remaja, Tan Malaka menjalani masa sekolah di Kweekschool, sebuah sekolah guru negara di Fort de Knock. 

Pada 1913, ia melanjutkan pendidikannya ke Rijkskweekschool, yaitu sekolah pendidikan guru pemerintah di di Haarlem, Belanda. Di sekolah ini ia mulai terlibat dengan ide-ide sosialisme dan komunisme. Selama masa studinya, ia membaca karya-karya Karl Marx dan Vladimir Lenin, yang sangat mempengaruhi pandangan politiknya. 

Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1919, ia mulai mengorganisir gerakan buruh dan petani serta menulis karya-karya yang mendukung kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Tokoh Revolusioner

Sebagai seorang tokoh revolusioner, Tan Malaka terlibat dalam berbagai kegiatan politik dan aktivisme. Ia menjadi anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan terlibat dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. Namun, pandangannya yang kritis terhadap komunisme Soviet menyebabkan dia keluar dari PKI pada 1921 dan mendirikan Partai Republik Indonesia (PARINDO).

Pada 1925, Tan Malaka menulis bukunya yang terkenal, "Naar de Republiek Indonesia" (Menuju Republik Indonesia), yang menjadi salah satu manifesto paling berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam bukunya, ia menyerukan pembentukan republik Indonesia yang merdeka dan memperjuangkan hak-hak kaum pekerja.

Namun, akibat aktivitas politiknya, Tan Malaka seringkali menjadi target pemerintah kolonial Belanda. Pada 1927, ia terpaksa melarikan diri ke luar negeri dan menghabiskan banyak waktu dalam pengasingan di berbagai negara, termasuk Tiongkok, Filipina, dan Thailand. Selama dalam pengasingan, ia terus menulis dan berorganisasi, menyebarkan ide-ide revolusioner di antara komunitas diaspora Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kembali ke Indonesia dan Membentuk Partai Murba

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 1945, Tan Malaka kembali ke Indonesia dan melanjutkan perjuangannya. Pada 7 November 1948, Tan Malaka membentuk partai Musyawarah Rakyat Banyak atau Murba.

Partai tersebut menganut pemahaman antifasisme, antiimperialisme, dan antikapitalisme. Setelahnya, Tan Malaka membentuk pasukan Gerilya Pembela Proklamasi guna melawan Belanda, tetapi tak mendapat dukungan TNI.

Selain itu, hubungan Tan Malaka dengan pemerintah Indonesia yang baru juga tak selalu harmonis. Dia seringkali berada dalam konflik dengan pemerintah, terutama karena pandangan politiknya yang radikal dan kritiknya terhadap kebijakan pemerintah.

Tan Malaka ditangkap oleh TNI pada awal tahun 1949 dan dieksekusi tanpa pengadilan pada 21 Februari 1949 di Kediri, Jawa Timur. Kematian Tan Malaka meninggalkan banyak misteri dan kontroversi, tetapi warisannya sebagai pejuang kemerdekaan tetap dihormati.

Tan Malaka mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 53 yang ditandatangani pada 28 Maret 1963. Namun, diberitakan Tempo pada 10 September 2009, nama Tan Malaka sebagai pahlawan nasional kurang dikenal karena kebijakan rezim orde baru yang dianggap sebagai antek komunis. 

KAKAK INDRA PURNAMA | PUTRI SAFIRA PITALOKA | NAOMY AYU

Pilihan editor: Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pilkada Dharmasraya Akhirnya Hanya Diikuti Calon Tunggal, Meninggalkan Misteri

1 hari lalu

Jejak
Pilkada Dharmasraya Akhirnya Hanya Diikuti Calon Tunggal, Meninggalkan Misteri

Pengalihan dukungan PKS dan NasDem terhadap Adi-Romi membuat Pilkada Dharmasraya akhirnya hanya diikuti calon tunggal.


Belum Tuntas Kasus Pembunuhan Vina, Muncul Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

1 hari lalu

Penemuan jasad Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di lahan perkebunan di Korong Pasa Gelombang, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Minggu, 8 September 2024. Langgam/BPBD Padang Pariaman
Belum Tuntas Kasus Pembunuhan Vina, Muncul Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

Belum tuntas kasus pembunuhan Vina, publik menyoroti pengungkapan pembunuhan Nia gadis penjual gorengan di Padang Pariaman.


Jejak Akhir RA Kartini, Wafat di Rembang dan Tempat Peristirahatan Terakhirnya

2 hari lalu

Para peziarah memadati makam Kartini, terlihat di sekitar makam terdapat foto profil Kartini.  Rembang, Jawa Tengah, 21 April 2015. TEMPO/Budi Purwanto
Jejak Akhir RA Kartini, Wafat di Rembang dan Tempat Peristirahatan Terakhirnya

RA Kartini lahir di Jepara dan meninggal dunia di Rembang Jawa Tengah. Kisah kematiannya dan dimakamkan di mana?


Polda Sumbar Terus Buru Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

4 hari lalu

Penemuan jasad Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di lahan perkebunan di Korong Pasa Gelombang, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Minggu, 8 September 2024. Langgam/BPBD Padang Pariaman
Polda Sumbar Terus Buru Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

Identitas pelaku pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan, sudah mengerucut


Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

5 hari lalu

Tim Satwa Polda Sumbar menemukan baju korban Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di aliran air di pinggir sawah.  Foto Langgam.id/Humas Polda Sumbar
Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

Nia gadis penjual gorengan itu hilang selama tiga hari, hingga jasadnya ditemukan terkubur dalam kondisi tanpa buasan.


Jembatan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sumbar Ambruk, BPBD: Mitigasi Struktural Juga Sangat Penting

20 hari lalu

Anak-anak bergantungan di besi saat melewati jembatan gantung yang terputus di Desa Alue Keujruen, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Aceh. Selasa, 10 Oktober 2023. Putus dan ambruknya jembatan gantung penghubung enam kecamatan tersebut dikarenakan kondisi rekontruksi tua sehingga tidak mampu menahan beban berat kenderaan roda empat yang kerap melewati jembatan tersebut. ANTARA FOTO/Rahmad
Jembatan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sumbar Ambruk, BPBD: Mitigasi Struktural Juga Sangat Penting

jembatan gantung jalur evakuasi jika terjadi tsunami di Pasaman Barat ambruk mengakibatkan sembilan sepeda motor jatuh terperosok ke sungai.


Dua Polisi di Padang Rampok Mobil Pengantar Uang, Bawa Kabur Rp 5,6 Miliar

20 hari lalu

Kabag Penum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Erdi Adrimulan Chaniago. Foto: Dok. Polisi
Dua Polisi di Padang Rampok Mobil Pengantar Uang, Bawa Kabur Rp 5,6 Miliar

Dua polisi dan satu warga sipil di Padang Pariaman melakukan perampokan terhadap mobil pengisian ATM


Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

27 hari lalu

Koalisi mahasiswa se-Sumatera Barat adakan aksi Kawal Keputusan MK di depan Kantor DPRD Sumbar di Jalan Khatib Sulaiman Nomor 87 Kota Padang. Mahasiswa mencoba masuk dengan menaiki pagar gedung pada Kamis 22 Agustus 2024. TEMPO/Tiara Juwita
Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

Mahasiswa se-Sumatera Barat adakan aksi Kawal Putusan MK di depan gedung DPRD Sumbar. BEM KM Unand berharap DPR mendengarkan aspirasi rakyat.


Indra Bekti Tahu Pahlawan Siti Manggopoh dari Sumatera Barat Berkat Pagelaran Sabang Merauke

32 hari lalu

Indra Bekti. Instagram
Indra Bekti Tahu Pahlawan Siti Manggopoh dari Sumatera Barat Berkat Pagelaran Sabang Merauke

Indra Bekti tampil sebagai Bagong dari kisah pewayangan dalam Pagelaran Sabang Merauke


KH Ahmad Dahlan dari Kampung Kauman Susah payah Mendirikan Muhammadiyah

47 hari lalu

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
KH Ahmad Dahlan dari Kampung Kauman Susah payah Mendirikan Muhammadiyah

Hari ini, 138 tahun KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. Anak Kampung Kauman Yogyakarta ini menjadi ulama besar dan pahlawan nasional.