TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Jokowi menyoroti bahwa terlalu banyak maupun terlalu sedikit air dapat menjadi masalah bagi dunia.
“Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana,” kata Jokowi saat membuka High Level Meeting KTT World Water Forum ke-10, Bali, Senin, 20 Mei 2024.
Presiden, dalam keteranganya, mencatat bahwa bank dunia memperkirakan kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen hingga tahun 2050.
KTT World Water Forum merupakan konferensi untuk memperkuat kolaborasi dan kemitraan global untuk mencari jalan dan mengatasi tantangan air dan sanitasi. Pertemuan tingkat tinggi tahun ini dihadiri para pemimpin dunia seperti Perdana Menteri (PM) Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden Sri lanka Ranil Wickremesinghe, Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Katonivere, Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof, dan Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso.
Acara ini juga akan diikuti Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dennis Francis, mantan Presiden Hungaria Janos Ader, utusan khusus Prancis Barbara Pompili, dan utusan khusus Belanda Meike van Ginneken.
Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon, dalam sambutannya, meminta para pemimpin yang hadir untuk menekankan komitmen dan kesepahaman menghadapi tantangan air dunia. “Karena air adalah politik dan kedepannya diplomasi air akan menguat,” kata dia dalam forum yang sama.
Jokowi, dalam sambutannya, menjelaskan, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air dalam 10 tahun terakhir dengan membangun 42 bendungan; 1,18 juta hektare jaringan irigasi; 2.156 kilometer pengendali banjir dan pengamanan pantai serta merehabilitasi 4,3 juta hektare jaringan irigasi.
Pemerintah, juga, kata Jokowi memanfaatkan air untuk membangun pembangkit listrik tenaga Surya. Misalnya PLTS terapung di waduk cirata sebagai terbesar di Asia Tenggara.
Kepala negara menyatakan Indonesia akan terus konsisten mendorong tiga hal. Pertama meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama terutama bagi negara-negara pulau kecil dan yang mengalami kelangkaan air.
Yang kedua, memberdayakan hydro diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumberdaya air lintas batas. Yang ketiga memperkuat political leadership sebagai kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan.
“Kita butuh upaya bersama untuk menjaga air,” kata Jokowi. Eks Gubernur Jakarta ini mengatakan indonesia mengangkat empat inisiatif baru yaitu penetapan world lake day, yang kedua pendirian center of excellence di Asia Pasifik, yang ketiga tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil, dan yang keempat penggalangan proyek-proyek air.
Pilihan Editor: Jokowi Kenalkan Prabowo Sebagai Presiden Terpilih di KTT World Water Forum