TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia mendukung wacana Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mendirikan perkumpulan mantan Presiden atau Presidential Club. Menurut dia, inisiatif Prabowo tersebut sangat istimewa jika dapat terwujud.
Doli menyatakan, Presidential Club akan mempermudah Prabowo dalam menjalankan tugas sebagai Presiden karena akan didukung oleh para tokoh bangsa terdahulu yang memiliki pengalaman kepemimpinan di Indonesia.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan, dengan adanya Presidential Club maka Prabowo dinilai akan lebih mudah bekerja sebagai Presiden. Sebab, ia akan dibantu oleh para tokoh bangsa terdahulu yang memiliki pengalaman memimpin Indonesia.
"Jadi itu bagus kalau itu bisa diwujudkan ya luar biasa. Mungkin Pak Prabowo dan Presiden-presiden berikutnya akan lebih mudah bekerjanya," ujar Doli, dikutip melalui keterangan resmi DPR RI pada Rabu, 8 Mei 2024.
Dalam pandangan Doli, kehadiran Presidential Club yang diisi oleh tokoh-tokoh bangsa yang berpengalaman akan memberikan kontribusi positif dalam membangun kerukunan dan sinergi di Indonesia yang merupakan negara besar dengan berbagai permasalahan yang kompleks.
Doli juga menilai, komunikasi yang baik dan intensif antara elit-elit bangsa sangat penting untuk menciptakan situasi yang kondusif untuk menghadapi negara besar dengan permasalahan-permasalahan yang besar.
"Artinya elit-elit kita ini (akan) sering berkomunikasi yang baik, yang intensif. Apalagi kemudian yang berkumpul itu adalah para tokoh-tokoh bangsa,” kata dia.
Doli menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan kerukunan, sinergi, dan kesolidan dari para tokoh-tokoh besar sebagai landasan utama dalam proses pembangunan negara.
"Bisa juga jadi teladan buat kita bahwa untuk membangun Indonesia ini ya memang membutuhkan kerukunan soliditas, sinergitas begitu itu yang paling penting," imbuh dia.
Sebelumnya, Dahnil Anzar Simanjuntak, Juru Bicara Prabowo, menjelaskan bahwa Presidential Club merupakan istilah yang merujuk pada pertemuan silaturahmi antara para mantan Presiden dengan Presiden yang sedang menjabat.
Menurut Dahnil, pertemuan di klub tersebut dianggap sebagai silaturahmi biasa yang dilakukan secara teratur. “Ini hanya silaturahmi biasa, namun terjaga rutinitasnya,” kata Dahnil melalui pesan singkat pada Ahad, 5 Mei 2024.
Dia menegaskan bahwa klub kepresidenan tidak akan dilembagakan secara formal. “Menurut saya tidak ada institusionalisasi,” imbuh dia.
Dahnil juga menjelaskan bahwa tujuan dari pertemuan di Presidential Club adalah agar para pemimpin negara bisa menjadi teladan bagi masyarakat. Klub ini tidak akan memiliki fungsi seperti Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), yang tugasnya khusus memberi nasihat dan pertimbangan kepada Presiden.
SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo