TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3 Mahfud Md menanggapi pembentukan koalisi besar. Ia mengatakan, pembentukan koalisi besar berada di tangan pemerintahan yang baru. Namun, kehadiran koalisi besar tidak menutup peluang adanya oposisi.
“Ya nanti terserah pemerintah yang baru, tapi sejauh yang saya tangkap koalisi besar pun tidak menutup peluang opisisi,” kata Mahfud di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis 14 Maret 2024.
Mahfud mengatakan, pembentukan koalisi besar itu memang perlu dibicarakan. Ia mengaku belum mengambil sikap mengenai hal ini.
“Terserah apakah itu bagus atau tidak, nanti sambil diskusi untuk perkembangan,” kata dia.
Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Capres-Cawapres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berencana membuat koalisi besar.
Sejumlah parpol tersebut yakni Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, Golkar, PBB, Partai Gelora, Partai Garuda, Partai Prima, dan PSI.
Selain pembentukan koalisi besar, Jokowi diusulkan menjadi pemimpin koalisi. Isu itu disuarakan sejumlah elit Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie menyebut Jokowi ideal menjadi ketua 'Barisan Nasional' yang memimpin semua parpol koalisi pengusung Prabowo-Gibran dalam wawancara di kanal YouTube Podcast Zulfan Lindan Unpacking, yang diunggah 1 Maret lalu.
Pilihan Editor: Reaksi Anies hingga Gibran Soal Gagasan Koalisi Besar yang Dipimpin Jokowi