TEMPO.CO, Jakarta - Gagasan soal koalisi besar partai politik pendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang dipimpin oleh Joko Widodo atau Jokowi mengemuka dalam beberapa pekan terakhir. Gagasan itu digulirkan oleh sejumlah elite Partai Solidaritas Indonesia atau PSI.
Prabowo-Gibran didukung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, PSI, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora. Mayoritas partai pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu berada di Pemerintahan Jokowi.
Menurut Ketua Umum kelompok relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi, skenario Presiden Jokowi memimpin koalisi besar memungkinkan jika masuk Partai Golkar. Dia menilai pertimbangan politik itu masih terbuka bahkan setelah Prabowo Subianto dilantik jadi Presiden pada Oktober 2024.
Berikut ini reaksi sejumlah tokoh terhadap gagasan koalisi besar partai politik yang akan dipimpin Jokowi tersebut:
1. Anies Baswedan: Saya Terus Berada di Barisan Perubahan
Calon presiden nomor urut 2 Anies Baswedan mengatakan tidak mau berspekulasi terlalu jauh mengenai gagasan koalisi besar. Dia mengatakan, setiap keputusan berada di partai politik. “Saya terus berada di barisan perubahan,” ucap saat menyapa masyarakat usai salat Jumat di Masjid Raya Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, 8 Maret 2024.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memberikan sejumlah poin menyikapi dinamika terkini, baik proses pemilu hingga masa depan politiknya. Anies juga meyakini semua partai koalisi pendukungnya masih berada dalam jalur perubahan. Koalisi Perubahan mencakup Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Keadilan Sejahtera.
Dalam kesempatan terpisah, Anies mengatakan dia memegang prinsip pemenang Pemilu akan berada di pemerintahan, sementara yang kalah akan berada di luar pemerintahan atau menjadi oposisi.
"Saya pegang prinsip itu saja. Bila menang berada di dalam pemerintahan, bila tidak menang maka berada di luar pemerintahan. Dan dua-duanya sama-sama penting," ujar Anies dalam keterangannya, Rabu, 13 Maret 2024.
Anies menegaskan kembali pesan yang pernah disampaikannya pada debat capres. Menurut dia, posisi oposisi juga memegang peran penting dalam pemerintahan. “Saya pernah katakan bukan di debat? Di debat pertama saya bilang bahwa jangan sampai kita tidak tahan berada di posisi oposisi," tuturnya.