TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Migrant Care kembali melaporkan temuan pelanggaran pemilihan umum berupa data ganda dalam daftar pemilih tetap atau DPT Johor Bahru ke Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu.
"Kami melaporkan dugaan pelanggaran administratif yang dilakukan oleh Panitia Pelaksana Pemilu Luar Negeri Johor Bahru berkaitan dugaan data ganda DPT Johor Bahru, Malaysia," kata Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo, di gedung Bawaslu, Kamis, 1 Februrari 2024.
Baca Juga:
Migrant Care menemukan sekitar 3.238 nama dengan alamat dan umur yang sama di DPT Johor Bahru. Artinya, kata Wahyu, pada DPT Johor Bahru, PPLN mempublikasikan nama, umur dan alamat masing-masing warga negara.
Menurut Wahyu, kekacauan data pemilih membuktikan Komisi Pemilihan Umum tidak mempunyai satu standar baku penetapan data DPT luar negeri di masing-masing kota atau negara. Migrant Care juga menemukan 22 orang dari DPT Johor Bahru bertuliskan alamat Indonesia, yaitu Sumenep, Jawa Timur.
Wahyu mengatakan, sebelumnya Migrant Care melaporkan PPLN New York atas dugaan data ganda atas dugaan pelanggaran adminstratif. "Karena kami menemukan sekitar 300 lebih data ganda yang terkandung," kata dia. "Saya punya potensi penggelembungan suara kalau itu tidak dibenahi."
Menurut Wahyu angka data ganda DPT Johor Bahru meningkat jauh dari jumlah DPT bermasalah di New York. "Hari ini kami melaporkan 10 kali lipat dari pelanggaran data ganda di New York," tutur dia.
Selanjutnya Wahyu menjelaskan, bahwa Migrant Care menerima sejumlah laporan mengenai kejanggalan DPT luar negeri yang diterbitkan oleh PPLN Johor Bahru.
Sebelumnya Migrant Care melaporkan temuan 374 data pemilih ganda dalam DPT New York, Amerika Serikat. Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengatakan pihaknya menemukan kejanggalan-kejanggalan dari 119 ribu jumlah pemilih, seperti satu pemilih bisa menerima undangan memilih melalui kotak suara keliling, pos, dan TPS.
Pilihan Editor: Analisis Drone Emprit di TikTok: Anies-Cak Imin Unggul Jumlah Post, Prabowo-Gibran di Engagement