TEMPO.CO, Surabaya - Beberapa purnawirawan jenderal polisi hadir pada kegiatan kampanye calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo di gedung DBL Arena, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 13 Januari 2023.
Mereka antara lain mantan Kapolri Jenderal Surojo Bimantoro, mantan Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal (Purnawirawan) Gregorius “Gories” Mere, mantan Kepala Badan Nasonal Penganggulangan Terorisme Komjen (Purnawirawan) Asyaad Mbai, mantan Wakapolri Komjen (Purnawirawan) Gatot Edy Pramono, serta Analis Kebijakan Utama Badan Intelijen dan Keamanan Polri Komjen (Purnawirawan) Luki Hermawan.
Selain itu juga mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Komjen) Anang Iskandar, mantan Kapolda Kalimantan Barat Inspektur Jenderal (Purnawirawan) Erwin Tobing, dan mantan Widyaiswara Polri Irjen Juansih. Hadir pula mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Purnawiawan) Marsekal Agus Supriatna, mantan Sekjen Kementerian Pertahanan Lasamana Madya (Purnawirawan) Agus Setiadji, mantan Asisten Teritorial TNI Mayjen (Purnawirawan) Purwo Sudaryanto dan beberapa lagi.
“Masih banyak jenderal-jenderal yang bersama kita, namun ada yang tak bisa hadir. Beliau-beliau ini guru saya, yang mengajari saya tentang pertahanan dan alustista pada debat capres kemarin,” kata Ganjar di hadapan massa pendukungnya yang memenuhi lantai satu dan dua DBL Arena.
Ganjar kembali mengutarakakan bahwa ia anak seorang pensiunan anggota Brigade Mobil berpangkat terakhir letnan satu. Menurut Ganjar, jika ayahnya masih hidup, ia pasti bangga melihat anaknya bisa duduk bersebelahan dengan jenderal-jenderal.
Kepada Tempo, Asyaad Mbai mentakan bahwa alasan sejumlah pensiunan jenderal mendukung Ganjar-Mahfud Md karena di seluruh dunia, memilih presiden harus figur yang telah berpengalaman. “Kualitas mereka sudah terbukti dan teruji, sudah pengalaman di DPR dan di pemerintahan,” kata Ansyaad.
Ansyaad memandang ada dua persoalan serius yang sedang dihadapi Indonesia, yakni radikalisme dan terorisme. Sehingga dibutuhkan pimpinan tertinggi yang mengetahui betul permasalahan dan berani mengambil keputusan.
“Apa pun yang kita lakukan, kalau radikalisme dan terorisme tak bisa diberantas, maka negara kita akan hancur,” ujar Ansyaad.
Persoalan serius berikutnya, kata dia, ialah korupsi. Jika korupsi tak bisa diberantas, menurut dia, semua hasil Pembangunan bangsa hanyalah sia-sia. Ansyaad menilai Ganjar dan Mahfud berani memberantas korupsi tanpa pandang bulu.
Anang Iskandar juga tak memungkiri bahwa purnawirawan jenderal yang mendukung Ganjar karena faktor ikatan emosional yang bersangkutan anak polisi. Namun yang lebih penting, kata Anang, secara pengalaman dan landasan intelektual, Ganjar-Mahfud bagus. “Slogan beliau tadi (Ganjar) dari asrama ke istana, saya rasa bagus, menarik,” kata Anang.
Adapun Luki Hermawan mengatakan massa pendukung Ganjar-Mahfud ingin bertatap muka dengan keduanya. Sehingga dalam waktu dua minggu diupayakan agar mereka dapat hadir pada kampanye Ganjar di Surabaya. “Target saya yang hadir lima ribu, tapi saya lihat ini penuh sesak, hampir lima belas ribu,” kata Luki yang juga mantan Kapolda Jawa Timur.
Luki menambahkan Tim Pemenangan Nasional merasa terbantu karena para jenderal TNI/Polri yang berdomisili di Jawa Timur turut mendukung kampanye Ganjar-Mahfud. Jenderal-jenderal ini, kata Luki, pada 5-10 Januari 2024 all out membantu Ganjar-Mahfud.
“Nanti ada tambahan 16 jenderal lagi yang full membantu Ganjar-Mahfud,” kata Luki.
Pilihan Editor: Ziarah ke Makam Buyut Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo Akui Komunikasinya dengan Kubu Amin Lancar