TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi menyatakan berdasarkan hasil analisis penyedia layanan percakapan warganet di sosial media menunjukkan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan paling banyak diperbincangkan di media sosial dibandingkan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Hasil analisis Drone Emprit menunjukkan permbicaraan warganet di Twitter atau X terhadap Anies Baswedan mencapai 61 ribu, sedangkan Prabowo 40 ribu, dan Ganjar 42 ribu.
“Dalam setiap sesi debat, tampak tren Anies mengalami kenaikan volume percakapan yang paling tinggi. Mulai dari sesi pertama, Anies yang langsung ngegas, dan dilanjutkan dengan serangan dan pernyataan yang tajam khususnya ke Prabowo pada sesi-sesi berikutnya. Ganjar dan Prabowo cenderung mengalami fluktuasi yang bergantian,” kata Ismail Fahmi, di akun X-nya. Ismail Fahmi telah mengizinkan Tempo untuk mengutip pernyataannya.
Debat capres ini diikuti oleh Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Ketiga calon wakil presiden - Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud Md - tampak hadir di Istora Senayan, mendampingi capres mereka. Adapun, debat calon presiden malam itu bertema Pertahanan, Keamanan, Geopolitik, Hubungan Internasional, dan Globalisasi.
Selain itu, Ismail mengatakan analisis lembaganya itu dilakukan pukul 19.00 hingga 21.00 WIB. Analisis dilakukan terhadap pembicaraan warganet di media sosial X dengan sejumlah kata kunci untuk ketiga calon presiden.
Dalam analisisnya, Fahmi menyebut sentimen positif warganet terhadap Anies jauh lebih tinggi dibanding Prabowo maupun Ganjar. Sentimen positif terhadap Anies mencapai 76 persen, sementara untuk Prabowo hanya 40 persen dan Ganjar 72 persen. Sentimen negatif warganet terhadap Prabowo justru lebih banyak, yaitu mencapai 54 persen.
Dalam hasil kesimpulan analisisnya, Fahmi mengatakan ada banyak kritik terhadap kandidat, terutama Prabowo, yang dituduh tidak peka terhadap isu internasional, seperti situasi di Gaza. Selain itu, pengguna Twitter menggunakan humor untuk menanggapi dinamika debat. “Dengan beberapa membuat lelucon tentang interaksi antarkandidat dan posisi mereka di podium,” kata Ismail.
Selain itu, Prabowo Subianto disebut juga mendapat sorotan khusus terkait dengan kepemilikan lahan yang luas. Kepemilikan lahan ini menurut Fahmi ditafsirkan oleh beberapa netizen sebagai kontras dengan masalah ketidakadilan sosial dan kebutuhan pertahanan.
Sementara itu, warganet disebut juga menyoroti Ganjar Pranowo yang terkadang dipandang sebagai figur yang lebih netral atau kurang dominan dalam debat. “Dengan beberapa cuitan yang menyindirnya karena sikapnya yang dianggap pasif,” kata Ismail.
Respons warganet terhadap Anies Baswedan, kata Ismail, bekas Gubernur DKI Jakarta ini menerima tanggapan campuran dengan beberapa warganet menunjukkan dukungan dan yang lainnya menyampaikan kritik. “Beberapa tweet menyoroti kritik Anies terhadap Prabowo dan juga penampilannya dalam debat,” kata Fahmi.
Pilihan Editor: Kata Pakar Soal Serangan Anies dan Ganjar ke Prabowo di Debat Capres