TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengaku siap menjabat kedudukan apa saja ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajaknya masuk kabinet, lima tahun silam. Dia mengisahkan itu dalam acara Doa Santri untuk Negeri "Bersatu dalam Doa untuk Indonesia Maju" Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Selasa, 2 Januari 2024.
Ketika Jokowi mengajaknya masuk kabinet, Prabowo mengaku siap ditempatkan dalam posisi apa pun. Dia mengatakan siap mengabdi kepada negara dan bangsa dalam kedudukan dan kapasitas apa saja. "Yang penting untuk rakyat Indonesia," ujarnya, seperti dipantau melalui YouTube.
Prabowo bercerita, dia mengaku sempat sedih ketika kalah dalam Pilpres 2019. Namun, dia mengatakan memiliki firasat Jokowi berniat baik untuk Indonesia. Dengan begitu, dia tak mempermasalahkan siapa yang menang dan kalah. "Hati saya pun cinta rakyat Indonesia," ujarnya.
Prabowo mengaku ajakan itu luar biasa. Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu mengatakan, biasanya pemenang menghabisi lawannya yang kalah. "Ini bukan, lawannya diajak. Ayo bersama-sama mengabdi kepada negara dan bangsa," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pernah mengatakan ia telah menyatu dengan Jokowi. Salah satu calon presiden untuk pilpres 2024 ini kembali memuji Jokowi dan berjanji melanjutkan program kerjanya.
“Pokoknya saya sudah menyatu dengan Pak Jokowi,” kata Prabowo saat menghadiri sarasehan Kemandirian Pesantren di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 16 Desember 2023, dilihat ulang dari video televisi.
Prabowo, yang jadi menteri Jokowi, maju sebagai calon presiden di Pilpres 204 diusung oleh Koalisi Indonesia Maju yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, Partai Prima, dan Partai Solidaritas Indonesia. Calon Wakil Presidennya adalah Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi yang menjabat Wali Kota Solo.
Menurut Prabowo, Jokowi memiliki ilmu yang tinggi karena mampu menjadikan lawan menjadi kawan, terlebih untuk diikutsertakan dalam pembangunan bangsa dan negara. "Beliau bukan saja mengalahkan mantan panglima, jenderal, beliau mengalahkan tapi bisa menjadikan lawannya jadi kawan yang baik. Itu ilmu yang paling tinggi," kata Ketua Umum Gerindra, yang dalam Pilpres 2019 dan 2014, Prabowo adalah rival Jokowi.
Pilihan Editor: Alasan Kader PPP Dukung Prabowo: Dukung Ganjar Kurang Berikan Efek Elektoral ke Partai