TEMPO.CO, Boyolali - Komandan Kodim (Dandim) 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo menegaskan tidak ada unsur politis dalam kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh beberapa anggota TNI Yonif 408/Sbh terhadap relawan Paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud MD di Kabupaten Boyolali.
"Berdasarkan info sementara, peristiwa terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman kedua belah pihak," ungkap Wiweko saat menggelar konferensi pers di Makodim Boyolali, Jawa Tengah, Ahad, 31 Desember 2023.
Ia memastikan sampai dengan saat ini TNI tetap menjunjung tinggi dan memegang teguh komitmen netralitas TNI terkait penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) sebagaimana telah diamanatkan dalam undang-undang (UU).
"Saya memegang buku pedoman netralitas TNI yang juga dipegang oleh seluruh prajurit TNI, khususnya TNI Angkatan Darat, sebagai pedoman bahwa kita tetap netral. Ini adalah buku pedoman kita dan sesuai dengan perintah Panglima TNI, perintah Kasad sudah jelas, netralitas TNI adalah harga mati," ucap dia.
Belum ada tersangka
Soal kasus penganiayaan tersebut, Wiweko mengatakan saat ini masih ditangani jajaran polisi militer di Denpom IV/4 Surakarta. Ia menyebut hingga kini sudah ada 15 anggota TNI Yonif 408/Sbh yang diperiksa. Namun sejauh ini belum ada penetapan tersangka.
“Berapa orang yang ditetapkan tersangka akan dikonfirmasikan langsung pada Denpom IV/4 Surakarta. Saat ini proses hukum masih berlanjut,” katanya.
Namun ia menegaskan TNI angkatan darat akan mengambil tindakan secara profesional terhadap para anggotanya jika nantinya terbukti dan ditetapkan sebagai tersangka. Pihaknya juga menyayangkan dan menyesalkan adanya tidak kekerasan yang dilakukan oleh anggota TNI.
Di sisi lain, ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi adanya berita-berita yang tidak benar (hoaks) yang beredar di masyarakat.
"Saya mengimbau kepada masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaxs dengan tujuan memecah belah hubungan TNI dan masyarakat yang sudah terjalin baik," ucap dia.
Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak membuat statemen atau opini di luar fakta sehingga dapat mengganggu harmonisasi khususnya di Kabupaten Boyolali.
"Kami berkomitmen, marilah kita sama-sama menjaga pemilu damai sebagaimana yang sudah kita gaungkan bersama-sama sampai dengan pelaksanaan Pemilu pada 14 Februari 2024," katanya.
Komandan Batalyon Infanteri Raider 408/SBH Kompi Senapan B Boyolali l Letkol Inf Slamet Hardianto menegaskan biaya perawatan para korban penganiayaan itu telah ditanggung sepenuhnya oleh pihaknya.
"Seluruh biaya ditanggung sepenuhnya oleh kami. Termasuk yang rawat jalan," terangnya.
SEPTHIA RYANTHIE
Pilihan Editor: Kasus Penganiayaan terhadap Relawan Ganjar-Mahfud, Kodim Boyolali Bantah Ada Korban Meninggal