TEMPO.CO, Yogyakarta - Beredar kabar Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep akan bertemu Raja Keraton yang juga Gubernur DI Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam waktu dekat. Kabar pertemuan putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Sultan HB X itu untuk meminta maaf atas pernyataan kader PSI Ade Armando soal dinasti Yogyakarta yang memicu gelombang protes masyarakat di Yogyakarta tiga hari terakhir.
Ade Armando juga dilaporkan ke polisi oleh dua kelompok masyarakat atas pernyataannya. Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat DIY, Ditya Nanaryo Aji menuturkan, sampai Kamis 7 Desember siang ini belum menerima surat permohonan pertemuan dari pihak Kaesang maupun PSI kepada Sultan HB X. "Sampai saat ini belum ada surat dari PSI yang masuk (sekretarian kantor gubernur)," kata Ditya.
Ditya menuturkan, dari pihak Sultan HB X juga belum menerima surat apapun terkait kabar kunjungan Kaesang atau PSI itu. "Mungkin bisa ditanyakan juga ke pihak PSI Yogyakarta atau pusat jika memang sudah berkirim surat itu, berapa nomor suratnya, karena sampai sekarang kami belum menerima," kata dia.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PSI DI Yogyakarta Kamaruddin juga mengaku belum tahu soal kabar Kaesang Pangarep akan bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Belum tahu (soal rencana Kaesang bertemu Sultan)," kata Kamaruddin.
Sultan HB X dalam keterangannya kepada awak media juga mengaku belum mendapatkan informasi apakah Kaesang akan menemui dirinya. "Belum ada komunikasi, saya tidak tahu," kata Sultan kepada wartawan Kamis, 7 Desember 2023.
Ade Armando yang juga kader PSI menyinggung soal dinasti di Yogyakarta. Menurut Ade, dinasti di Yogya perlu dilawan oleh kelompok mahasiswa saat demonstrasi mengkritik dinasti Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 29 November lalu. Pernyataan melalui video yang diunggah di media sosialnya itu lantas dihapus dan diganti menjadi permintaan maaf.
Pilihan Editor: Kader PSI Ade Armando Singgung Dinasti di Yogyakarta, Wakil Ketua DPRD DIY: Perlu Belajar Sejarah