3. Jokowi marah-marah ke menteri dan ancam reshuffle jabatan
Pada pertengahan Juni 2020, dalam Sidang Kabinet Paripurna Jokowi mengungkapkan kemarahannya di hadapan jajaran para pembantunya. Video Jokowi marah-marah itu lalu tersebar di media massa. Dalam video berdurasi 10 menit itu, Jokowi menegur keras jajaran menterinya yang ia sebut belum satu perasaan, terhadap adanya sense of crisis di Indonesia akibat Covid-19.
Kepala negara menuding tak ada progres signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi. Bahkan, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau melakukan reshuffle kabinet jika diperlukan. Kemarahan Jokowi ditanggapi analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun. Dia menyebut kemarahan Jokowi dalam rapat kabinet merupakan ekspresi kekacauan manajemen.
“Itu menunjukkan betapa kacaunya manajemen Presiden dalam mendorong para menterinya bekerja ekstra di tengah krisis,” kata Ubedilah dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 30 Juni 2020.
4. Jokowi marah soal lambatnya bongkar muat di pelabuhan
Pada 2015 lalu, Jokowi sempat marah gara-gara dwelling time atau penanganan muatan kapal di pelabuhan Indonesia yang masih kalah dengan negara-negara tetangga. Kemarahan itu Jokowi sampaikan saat meresmikan pengoperasian Pelabuhan Tanjung Batu Belitung di Bangka Belitung. Menurutnya, di negara lain kelar dalam sehari. Tapi di dalam negeri bisa memakan waktu berhari-hari hingga minggu.
“Yang dihadapi di dunia sekarang adalah kompetisi dan daya saing, kalau tidak bisa bersaing kita tertinggal dan habis. Negara lain sudah bisa sehari saja, kita masih 4, 5, 7 hari, itu harus dijelaskan,” kata Presiden pada Juni 2015 silam.
Presiden mengatakan, dirinya menanyakan instansi mana yang paling lama dalam penanganan barang di pelabuhan. Namun pihaknya tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. “Itu alasan kenapa saya marah, tapi kemarin belum puasa ditanya instansinya, muter-muter saja, sampai beberapa kali saya tanya,” kata Jokowi pula.
5. Jokowi marah dan sebut bodoh karena instansi negara tak gunakan produk dalam negeri
Pada Maret 2022, Jokowi juga pernah meluapkan kemarahannya saat memberikan pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali. Jokowi bahkan mengeluarkan kata bodoh hingga melarang peserta bertepuk tangan di sela-sela dirinya bicara.
Mulanya, Jokowi mengatakan realisasi pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri atau made in Indonesia baru Rp214 triliun. Angka ini setara 14 persen dari total anggaran Rp1.481 triliun. Jokowi kecewa lantaran dana sebesar itu hanya segelintir saja yang dianggarkan untuk membeli barang dalam negeri. Padahal, hal itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Ini uang besar sekali, tidak pernah kita lihat dan ini kalau digunakan 40 persen saja (untuk pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri), maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi kementerian dan BUMN tak perlu repot-repot mencari investor untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Perekonomian Indonesia, kata dia, akan otomatis tumbuh jika seluruh anggaran pengadaan barang dan jasa ikut dirasakan oleh pelaku UMKM. Bahkan Jokowi menilai bodoh jika hal itu tidak dilakukan.
“Tidak perlu cari investor, kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik-pabrik, industri-industri, UMKM-UMKM kita. Bodoh sekali kalau tidak lakukan ini,” kata Jokowi.
Saking jengkelnya, kepala negara bahkan dua kali melarang peserta yang hadir di ruangan itu untuk tepuk tangan saat pihaknya menyampaikan pengarahan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan sampai menunjuk kepala sendiri saking jengkelnya. Presiden tidak habis pikir melihat kementerian, lembaga, Pemda, dan BUMN banyak masih membeli barang impor.
“Uang-uang APBN, uang rakyat, uang kita sendiri kok dibelikan barang impor, itu kadang-kadang gimana toh? Aduh. Saya detilkan lagi, gregetan saya,” kata Jokowi marah.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | FRISKI RIANA | ANDIKA DWI | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Jokowi Disebut Pernah Marah karena KPK Usut Korupsi E-KTP, Ini Kilas Balik Kasus yang Seret Setya Novanto