TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani, angkat bicara soal kebocoran data pemilih tetap atau DPT dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas dan berhasil mendapatkan DPT dari situs itu.
Muzani mengatakan, masalah kebocoran data itu harus segera diselesaikan. Pasalnya, data-data itu merupakan data pribadi masyarakat. "Masak di-blow up ke orang lain yang enggak punya kepentingan," ucapnya saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 30 November 2023.
Kepada KPU, Muzani mendesak supaya penyebab kebocoran itu segera dicari. "Itu barus diatasi dan haru dicari penyebabnya siapa yang tanggung jawab data sepenting itu jadi bocor," ujar Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu.
Ketua Divisi Teknis Komisi Pemilihan Umum atau KPU Idham Holik menyatakan semua sistem informasi di lembaganya dalam kondisi terlindungi dan aman. Hal ini disampaikan Idham setelah beredar terjadi kebocoran data KPU, pada Rabu, 29 November 2023.
"Saya meyakini semua sistem informasi KPU dalam kondisi terlindungi dan aman," kata Idham, saat dihubungi melalui Whatsapp, Rabu, 29 November 2023. Data KPU kembali menjadi sasaran serangan siber oleh peretas atau hacker.
Menurut Idham, aksi peretasan sistem informasi atau website adalah salah satu tindak pidana. "Jadi siapa pun yang melakukan hal tersebut akan berurusan dengan penegak hukum," kata dia.
Saat ini, kata Idham, Divisi Data dan Informasi KPU bersama Gugus Tugas Keamanan Siber Sistem Informasi KPU sedang melakukan pengecekan atau digital foot print analysis terhadap sistem informasi KPU yang memuat data pemilih.
Dia menjelaskan, pada waktu Bjorka, situs KPU juga diisukan diretas, tetapi faktanya tidak. Data yang dipublikasikan oleh Bjorka, klaim dia, bukan file data pemilih serentak 2019 atau 2024. Semua sistem informasi yang dikelola oleh KPU telah tersertifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Pilihan Editor: TKN Prabowo-Gibran Ogah Komentari Ucapan FX Hadi Rudyatmo soal Iriana Jokowi