Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kematian Tragis Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur Pertama Dicegat dan Dibunuh Gerombolan PKI di Hutan Sonde Ngawi

image-gnews
Gubernur Jawa Timur pertama, RM Suryo. Wikipedia
Gubernur Jawa Timur pertama, RM Suryo. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Suryo dikenal sebagai Gubernur Jawa Timur pertama dengan pidatonya yang mampu memberikan ketetapan hati serta tekad kepada para pejuang untuk melawan pihak sekutu di tanah Surabaya pada 10 November 1945. Simak profilnya berikut.

Profil Gubernur Suryo dan perannya 

Gubernur Suryo lahir dengan nama Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo (biasa dikenal dengan nama Gubernur Soerjo), lahir di Magetan, 9 Juli 1895 dan meninggal di Ngawi, 10 September 1948 pada umur 53 tahun. Suryo merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara dari Raden Mas Wiryosumarto yang bertugas sebagai Ajun Jaksa di Magetan,dan Raden Ayu Kustiah. Gubernur Suryo merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dan gubernur pertama Jawa Timur dari tahun 1945 hingga tahun 1948. 

Iwan Lubis dalam artikelnya berjudul Biografi Gubernur Suryo, menceritakan Suryo memulai kariernya setelah lulus OSVIA atau Opleidings School Voor Inladsche Ambtenaren, yakni Sekolah Pendidikan Kepamongprajaan untuk pribumi/pemuda Indonesia pada masa Hindia-Belanda, pemuda Soerjo pernah juga mendapat kesempatan belajar Politie-School atau Sekolah Polisi di Sukabumi (Jawa Barat) dan pada Bestuursschool atau Bestuurs Academie atau Departemen Dalam Negeri di Batavia (Jakarta).

Setelahnya, Suryo bekerja pada kantor kontroller  di Ngawi sebagai calon pegawai negeri lalu sebagai menteri Veldpolitie di Madiun. Setelah tamat dari sekolah polisi, Suryo diangkat menjadi camat. Tak lama, dirinya naik menjadi wedana di Pacitan dan dipindahkan ke Porong.

Pada tahun 1938, Suryo menjadi Bupati Magetan. Saat masa pemerintahannya, Suryo sangat memperhatikan rakyat, salah satunya melalui perbaikan jalan dan bendungan.

Puncak karirnya di dunia politik yakni saat kemerdekaan Indonesia, Suryo diangkat sebagai Gubernur Jawa Timur. Tak berselang lama, 25 Oktober 1945, Inggris mendarat di Surabaya di bawah Mallaby yang meminta agar Suryo datang ke kapal untuk berunding tetapi Suryo menolak, karena Inggris harus menghargai pemerintah Indonesia yang berdaulat, Inggris menuntut agar orang Indonesia yang memiliki senjata menyerahkannya kepada Inggris dan menyita mobil-mobil preman. Sore harinya para pemuda menyerang pos-pos pertahanan Inggris, Mallaby berjanji tidak akan melucuti pemuda, tetapi janji itu dilanggarnya sendiri. 

Pada peperangan tersebut, para pemuda melawan dan pertempuran berlangsung sampai Mallaby tertembak mati. Lalu, tanggal 8 November 1945, Suryo menolak datang ke kantor Mansergh, karena dalam surat undangan tertulis Tuan RMTA Suryo tidak menyebut Gubernur Suryo.

Inggris harus menghormati pemerintah Indonesia, kemudian Inggris mengeluarkan ultimatum pada penduduk Surabaya agar segera menyerahkan senjata api selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pagi dengan ancaman akan menggerakkan kekuatan darat, laut dan udara untuk menguasai Surabaya.

Dilansir dari laman IKPNI, tanggal 9 November 1945 malam, Suryo berpidato di radio agar rakyat tetap tenang menunggu hasil perundingan Menlu Ahmad Subarjo dengan Inggris yang ternyata gagal. Akhirnya rakyat sepakat untuk menolak ultimatum Inggris, tanggal 10 November 1945  Surabaya diserang dari darat, laut dan udara. Suryo memindahkan pemerintahan Mojokerto kemudian ke Malang.

Sebelumnya, Suryo membuat perjanjian gencatan senjata dengan komandan pasukan Inggris Brigadir Jendral Mallaby di Surabaya pada tanggal 26 Oktober 1945. Namun tetap saja meletus pertempuran tiga hari di Surabaya 28-30 Oktober yang membuat Inggris terdesak. Presiden Sukarno memutuskan datang ke Surabaya untuk mendamaikan kedua pihak. Gencatan senjata yang disepakati tidak diketahui sepenuhnya oleh para pejuang pribumi. Akhirnya, terjadi kontak senjata yang menewaskan Mallaby. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal ini menyulut kemarahan pasukan Inggris. Komandan pasukan yang bernama Jenderal Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya supaya menyerahkan semua senjata paling tanggal 9 November 1945, atau keesokan harinya Surabaya akan dihancurkan.

Menanggapi ultimatum tersebut, Presiden Sukarno menyerahkan sepenuhnya keputusan di tangan pemerintah Jawa Timur, yaitu menolak atau menyerah. Gubernur Suryo dengan tegas berpidato di RRI bahwa Arek-Arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan.

Kematian tragis Gubernur Suryo setelah kemerdekaan Indonesia

Pada Juni 1947,  RM Suryo diangkat menjadi Wakil Ketua DPA di Yogyakarta, kemudian menjadi Ketua Dewan. Pada 1 November 1948, Suryo bermaksud menghadiri peringatan 40 hari meninggalnya adiknya yang dibunuh PKI di Madiun. Suryo berangkat dari Yogyakarta ke Madiun dan di tengah perjalanan di Desa Bogo, Ngawi, mobil Suryo berpapasan dengan sisa-sisa gerombolan PKI Madiun yang dipimpin Maladi Jusuf.

Mobil Suryo dihentikan dan dirinya ditahan. Ikut pula ditahan dua anggota Kepolisian RI yakni Komisaris Besar M. Doerjat dan Komisaris Soeroko yang pada saat bersamaan mobilnya tengah melewati kawasan tersebut. Setelah membakar mobil-mobil para tawanan, anggota pasukan Maladi Yusuf menggiring kelimanya ke Kampung Sundi di Desa Bangunrejo Lor (sekitar 5 kilometer dari tempat mereka dicegat).

Pagi hari pada 12 November 1948, dalam kondisi hanya memakai celana dalam dan mata tertutup secarik kain, pasukan Maladi membawa mereka ke tepi Kali Kakah di Dusun Ngandu, orang-orang Maladi Yusuf lantas menghabisi satu persatu kelima tawanan tersebut dengan cara memenggal kepala mereka.

Mereka disuruh turun dan dibawa ke Hutan Sonde.Empat hari kemudian, jenazah Suryo ditemukan oleh penduduk di sekitar Kali Kakah Dukuh Ngandu, Desa Bangunrejo Lor Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Masyarakat kemudian melapor, dan diteruskan hingga ke Bupati Madiun yang merupakan sepupu Suryo, Kusnendar. Dari Kusnendar, berita kematian Suryo menyebar dengan cepat.

Dilansir dari laman Cagar Budaya Jatim, Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo telah dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional  pada 17 November 1964 atas Kepres No,294 Tahun 1964. Monumen Suryo pun dibangun di dukuh Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi.

MUTIARA ROUDHATUL JANNAH  I  NAUFAL RIDHWAN ALY  I SDA

Pilihan Editor: Kematian Mengenaskan RM Suryo Gubernur Jawa Timur Pertama di Hutan Sonde Ngawi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Expat. Roasters Buka Cabang Keempat di Surabaya, Terbesar dan Punya Konsep Sustainability

4 hari lalu

Pembukaan Expat. Roasters Dharmahusada Surabaya.
Expat. Roasters Buka Cabang Keempat di Surabaya, Terbesar dan Punya Konsep Sustainability

Pada grand opening kali ini, Expat. Roasters juga meluncurkan es krim yang kini tersedia di semua cabang.


Hari-hari Jokowi di Solo, dari Menerima Kunjungan Forsa IKN hingga Undang Calon Kepala Daerah

6 hari lalu

Warga menyambut kedatangan Presiden ketujuh RI Joko Widodo saat menuju kediamannya di kawasan Tugu Makutha, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 20 Oktober 2024. Joko Widodo pulang ke Kota Solo, Jawa Tengah, setelah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029. ANTARA/Maulana Surya
Hari-hari Jokowi di Solo, dari Menerima Kunjungan Forsa IKN hingga Undang Calon Kepala Daerah

Jokowi menerima kunjungan Forsa IKN serta memberi arahan pada pasangan calon wali kota-wakil wali kota.


26 Kampus Terbaik di Surabaya Versi EduRank 2024

6 hari lalu

FIKKIA UNAIR Kampus Mojo Sebagai Lokasi Pendidikan Kedokteran. Sumber: istimewa
26 Kampus Terbaik di Surabaya Versi EduRank 2024

Sebanyak 27 kampus di Surabaya masuk ke dalam daftar perguruan terbaik versi EduRank 2024. Berikut ini rincian lengkapnya.


Alasan Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

7 hari lalu

Margono Djojohadikusumo. WIkipedia
Alasan Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sebuah lembaga riset dan konsultasi menyatakan, kakek Presiden Prabowo layak menjadi pahlawan nasional.


Dorong Transisi Energi, Uni Eropa Dukung Smart City di IKN

8 hari lalu

Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk ASEAN, Sujiro Seam, meluncurkan EU-ASEAN Green Diplomacy Weeks 2024 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada Ahad, 27 Oktober 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Dorong Transisi Energi, Uni Eropa Dukung Smart City di IKN

Uni Eropa mendukung Smart City di IKN.


ARTSUBS 2024 Pameran Seni Rupa Kontemporer Terbesar Digelar di Surabaya

9 hari lalu

Salah satu karya seni instalasi yang dipamerkan pada kegiatan ARTSUBS 2024 di Pos Bloc, Surabaya, 26 Oktober 2024. Menampilkan 154 seniman seni rupa dengan total 200 lebih karya, even yang pertama digelar di Surabaya itu disebut terbesar dibandingkan even serupa di kota-kota lain. TEMPO/Kukuh S. Wibowo
ARTSUBS 2024 Pameran Seni Rupa Kontemporer Terbesar Digelar di Surabaya

Sekitar 200 karya seni rupa dari 150 seniman dipamerkan dalam kegiatan ARTSUBS 2024 di Pos Bloc Surabaya.


Tiga Hakim PN Surabaya Ditangkap di Kediaman Masing-Masing Sebelum Berangkat Bekerja

11 hari lalu

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar memberikan keterangan kepada media dalam konferensi pers Kejaksaan Agung soal Penyidikan Dugaan Suap Gratifikasi Oknum Hakim PN Surabaya di Gedung Kartika, Kejaksaan Agung RI, Jakarta Selatan, Rabu, 23 Oktober 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Tiga Hakim PN Surabaya Ditangkap di Kediaman Masing-Masing Sebelum Berangkat Bekerja

3 Hakim PN Surabaya yang membebaskan Ronald Tannur ditangkap di apartemen mereka di Surabaya.


Eri-Armuji Gunakan Slide Presentasi saat Debat, KPU Surabaya: Tidak Dilarang

19 hari lalu

Partai Golkar saat memberikan rekomendasi kepada pasangan Eri Cahyadi - Armuji untuk maju dalam Pilkada Kota Surabaya. ANTARA/HO-TIm Golkar Surabaya
Eri-Armuji Gunakan Slide Presentasi saat Debat, KPU Surabaya: Tidak Dilarang

Komisioner KPU Surabaya, Subairi menyatakan bahwa tidak ada larangan penggunaan slide presentasi untuk paslon tunggal.


Maliq & D'Essentials Pindah Venue Konser di Surabaya Demi Puaskan Penonton

24 hari lalu

Maliq & D'Essentials menghadiri konferensi pers Tur Album Can Machines Fall In Love? di Jakarta pada Rabu, 9 Oktober 2024. TEMPO/Marvela
Maliq & D'Essentials Pindah Venue Konser di Surabaya Demi Puaskan Penonton

Konser Maliq & D'Essentials akan digelar di Surabaya Convention Center, Pakuwon Mall pada Jumat, 25 Oktober 2024.


Ramai Protes soal Pameran Rokok Internasional di Surabaya, Begini Tanggapan Pemkot

25 hari lalu

Aksi Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) dan Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) di Kota Kota tolak penyelenggaraan WTA 2024 yang sedang diselenggarkan di Surabaya pada 9 -10 Oktober 2024. Dokumentasi Foto Oleh: IYCTC
Ramai Protes soal Pameran Rokok Internasional di Surabaya, Begini Tanggapan Pemkot

Akademisi hingga aktivis kesehatan kecewa dengan penyelenggaraan pameran rokok internasional atau World Tobacco Asia (WTA) di Surabaya selama 4 kali.