TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Teater Utan Kayu, Justina Ayu Utami, mempertanyakan penghapusan akun Teater Utan Kayu di YouTube. Pihak YouTube beralasan penutupan akun media sosial itu dilakukan karena akun itu memuat konten terlarang.
"Benar hari ini kami dapat pemberitahuan dari YouTube bahwa akun Teater Utan Kayu dihapuskan karena mengandung spam dan scam," kata Ayu Utami kepada Tempo melalui WhatsApp, Jumat, 10 November 2023.
Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) itu bercerita, penghapusan itu terjadi setelah Teater Utan Kayu menggelar dua diskusi bernama Beranda Filsafat. Diskusi pertama "Demokrasi dan Ancaman dari Dalam Dirinya" yang dibesut jurnalis senior dan budayawan Goenawan Mohamad.
Diskusi kedua adalah membahas buku Oligarki dan Totalitarianisme Baru karya Jimly Asshiddiqqie. Pembicara dalam diskusi itu diampuh praktisi hukum Bivitri Susanti. "Diskusi itu diadakan beberapa hari lalu, dan hari ini tiba-tiba akun kami dihapus," tutur penulis novel Saman itu.
Ayu Utami tak tahu alasan detail penghapusan akun yang memuat dua konten diskusi itu. "Kalau ditanya alasannya apa, kami tidak tahu. Karena yang menghapus adalah YouTube," tutur dia. Ayu Utami mengatakan akun Teater Utan Kayu sudah ada sejak beberapa tahun silam. Tayangan utamanya adalah ceramah dan diskusi filsafat dan pemikiran.
Baca juga:
Diskusi filsafat dan pemikiran itu terangkum dalam acara Philosophy Underground, Beranda Filsafat. "Acaranya not for profit. Kami bahkan tidak menyalakan iklan," ujar dia. Sejak pertengahan tahun ini, Teater Utan Kayu memutuskan membahas ide-ide politik, selain filsafat dan seni. "Acaranya kami beri nama Beranda Filsafat," tutur dia.
Diskusi berikutnya, Teater Utan Kayu membahas isu politik. Yang digelar dua kali dengan tema Beranda Politik. Pertama membahas isu demokrasi oleh GM dan oligarki dan totalitarianisme yang dibawakan Bivitri. "Jadi apakah filsafat, pemikiran, seni, politik, adalah spam dan scam?" ujar Ayu Utami.
Ayu Utami mengaku tak bisa menjelaskan lebih dalam apakah penghapusan akun itu merupakan penyerangan sebagai bentuk pembungkaman. Dia menduga ada pelaporan terhadap konten di akun Teater Utan Kayu. Akun ini dilaporkan setelah diskusi Beranda Filsafat. "Sehingga YouTube menutupnya," ujar dia. "Yang jelas ini terjadi begitu kami mengadakan Beranda Politik."
YouTube pun memberikan pesan penghapusan kanal Teater Utan Kayu. "Kami telah meninjau konten Anda dan menemukan beberapa pelanggaran serius atau berulang terhadap kebijakan terkait spam, praktik penipuan, dan scam kami. Karena itu, kami telah menghapus channel Anda dari YouTube," seperti dikutip dari pesan YouTube setelah aksi penghapusan itu.
Ketua Badan Pengurus Nasional Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani, mengatakan penyerangan akun media sosial itu terjadi beruntun. Awalnya serangan itu melibas Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang.
Setelah menyerang Melki, kata Julius, serangan itu kembali menyasar akun YouTube Teater Utan Kayu. "Nah akun YouTube tempat kita diskusi buku itu diserang. Video di-upload itu enggak bisa upload lagi," kata Julius. "Kita tahu arahnya ke mana," kata Julius, melalui sambungan telepon di aplikasi perpesanan, Jumat, 10 November 2023.
Pilihan Editor: Sederet Temuan PBHI Ihwal Kejanggalan Putusan MK Soal Batas Usia Cawapres